13 Mei 2008

I. PERANCANGAN SISTEM KERJA

I. PERANCANGAN SISTEM KERJA

A. Pengertian dan Ruang Lingkup TTC
1. Pengertian
Teknik Tata Cara Kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan (desain) terbaik dari sistem kerja.
Teknik-teknik dan prinsip-prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen sistem kerja yang terdiri manusia, mesin, alat, bahan dan lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi yang diukur dengan tenaga yang dihabiskan, tenaga yang dipakai serta akibat-akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkannya.


























Gambar 2.. Bagan gambaran keseluruhan teknik tata cara kerja












2. Ruang Lingkup
























Gambar 3. Ruang lingkup teknik tata cara kerja


Mendapatkan suatu sistem kerja yang terancang baik sehingga memudahkan dan menyamankan gerakan-gerakan kerja untuk sejauh mungkin menghindarkan atau melambatkan datangnya kelelahan (Fatique).


B. Penggunaan Teknik Tata Cara Kerja
- Penurunan Ongkos produksi dan perbaikan teknik tata cara kerja
Temuan Taylor  ongkos angkut per ton bijih besi menurun dari antara 7 sampai 8 sen menjadi 3 sampai 4 sen.
Temuan Gilbreth  meningkatkan produktifitas penyusunan batu bata dari 120 buah per jam orang sampai 350 buah per jam orang.




























Gambar 4. Berbagai kegiatan di pabrik

- Waktu baku untuk sistem upah perangsang
Temuan Taylor  memberikan upah tambahan kepada pekerja yang berhasil memproduksi lebih banyak dari jumlah baku.
Selain cara Taylor dikembangkan pula cara Bedaux dan Halsey

C. Peta - Peta Kerja
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (biasanya kerja produksi).
Bila melakukan studi terhadap peta kerja, maka perbaikan metoda kerja dilakukan dengan cara:
- Menghilangkan operasi-operasi yang tidak perlu
- Menggabungkan suatu operasi dengan operasi lainnya
- Menemukan suatu urut-urutan kerja/proses produksi yang lebih baik
- Menentukan mesin yang lebih ekonomis
- Menghilangkan waktu menunggu antara operasi
Perbaikan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan.

1. Lambang-lambang Yang Digunakan
Peta-peta kerja dikembangkan oleh Gilberth (semula 40 disederhanakan  4 lambang)


Operasi

Transportasi

Pemeriksaan

Penyimpanan/ Menunggu
Gambar 5. Lambang yang digunakan hasil penyederhanaan yang diusulkan Gilberth
Pada tahun 1947  American Society of Mechanical Engineers (ASME) membuat standar lambang yang terdiri dari 5 lambang yang merupakan modifikasi dari lambang usulan Gilberth, yaitu lingkaran kecil diganti dengan anak panah untuk transportasi dan menambah lambang baru (D) untuk kejadian menunggu.

Operasi

Bila benda kerja mengalami perubahan sifat, baik fisik maupun kimiawi, mengambil informasi atau memberikan informasi.
Contoh : menyerut kayu, merakit, mengelas, dan lain-lainnya.

Pemeriksaan

Bila benda kerja mengalami pemeriksaan baik dari segi kualitas maupun kuantitas, membandingkan dengan standar.
Contoh : mengukur dimensi benda, memeriksa warna, membaca alat ukur tekanan uap, dan lain-lain.

Transportasi

Bila benda kerja, pekerja atau perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi.
Contoh :
- benda kerja diangkut dari mesin bubut ke tempat mesin sekrap untuk mengalami operasi berikutnya.
- Suatu obyek dipindahkan dari lantai bawah ke lantai atas melalui elevator

Menunggu

Bila benda kerja, pekerja atau perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu (biasanya sebentar)

Contoh :
- Obyek menunggu untuk diproses atau diperiksa
- Peti menunggu untuk dibongkar
- Bahan menunggu untuk diangkut ke tempat lain


Penyimpanan

Bila benda kerja disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama.
Contoh :
- Dokumen/catatan disimpan dalam brankas
- Bahan baku disimpan dalam gudang


Aktivitas Gabungan

Bila antara operasi dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dilakukan pada suatu tempat kerja.
2. Macam – macam Peta Kerja
a. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja keseluruhan :
- Peta Proses Operasi
- Peta Aliran Proses
- Peta Proses Kelompok Kerja
- Diagram Aliran
Kegiatan kerja keseluruhan  bila kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan.

b. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja setempat :
- Peta Pekerja dan Mesin
- Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Kegiatan kerja setempat  bila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas.






























Keterangan :
PPKK * = Peta-peta kerja keseluruhan
PPKS ** = Peta-peta kerja setempat

Gambar 6. Flow chart perbaikan kerja
a. Peta Kerja Untuk Analisa Kerja Keseluruhan
1) Peta Proses Operasi
Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urut urutan operasi dan pemeriksaan

2) Peta Aliran Proses
Diagram yang menunjukkan urut-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama suatu proses atau prosedur berlangsung, serta di dalamnya, memuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak pemindahan.

Tabel 1. Perbedaan PAP dan PPO
PPO PAP
Aktivitas  Operasi dan pemeriksaan Aktivitas 
operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan
Kurang lengkap Analisa komponen lebih lengkap dan memungkinkan digunakan pada proses di pabrik atau kantor tetapi tidak bisa digunakan untuk proses keseluruhan

Jenis Peta Aliran Proses (PAP)

Tipe bahan
PAP Aliran kerja seorang operator
Tipe orang
Aliran kerja sekelompok manusia
(Peta Proses Kelompok Kerja)


3) Peta Proses Kelompok Kerja
Dikembangkan oleh John A.Aldrige
- Kumpulan dari beberapa peta aliran proses dimana tiap peta aliran proses menunjukkan satu seri kerja dari seorang operator.
- Peta yang menunjukkan beberapa aktivitas dari sekelompok orang yang bekerja bersama-sama dalam suatu proses atau prosedur kerja, dimana satu aktivitas dengan aktivitas lainnya saling bergantungan.

4) Diagram Alir
Gambaran menurut skala dari susunan lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam peta aliran proses.

b. Peta – Peta Kerja Untuk Analisa Kerja Setempat
1) Peta Pekerja dan Mesin
Grafik yang menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja dan mesin.



2) Peta tangan Kiri dan Tangan Kanan
Peta yang menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan.

Tabel 2. Lambang elemen gerakan

Elemen Gerakan Lambang
Menjangkau Re
Memegang G
Membawa M
Mengarahkan P
Menggunakan U
Melepas Rl
Menganggur D
Memegang untuk memakai H


D. PENGUKURAN WAKTU
Stop Watch
Langsung
Pengukuran kerja Work sampling

Data waktu baku
Tidak langsung
Data waktu gerakan
Tujuan :
1. Menentukan waktu penyelesaian suatu pekerjaan yang dijalankan dalam dengan suatu sistem kerja tertentu.
Bila dilakukan dalam beberapa alternatif sistem kerja  sistem kerja yang terbaik  waktu yang tersingkat.

2. Mendapatkan waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam sistem kerja yang terbaik.

Wajar  bukanlah waktu yang terlampau cepat atau lambat  WAKTU
Normal  bukanlah pekerja yang terlalu terampil atau lamban/pemalas.  PEKERJA
Terbaik  bukanlah yang belum terbaik  SISTEM KERJA

Pengukuran Waktu Dengan STOP WATCH
Langkah-langkah Sbelum Melakukan Pengukuran
1. Penetapan Tujuan Pengukuran
Dasar upah perangsang
(Tk. Ketelitian & keyakinan )
• Untuk apa hasil penelitian
Perkiraan kasar untuk mengetahui jadwal pemesanan(Tk. Ketelitian & keyakinan )

2. Melakukan penelitian pendahuluan
Yang dicari  Waktu yang pantas yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Perusahaan biasanya menginginkan waktu yang tersingkat agar keuntungannya maksimal.

Contoh: St. Lingkungan kerja:
Berjendela tidak cukup besar  pengap + tidak lancarnya sirkulasi udara + gelap bila mendung
Meja  terlalu tinggi if duduk di kursi or terlalu pendek if berdiri.
Akibatnya :
Waktu yang dihitung bukan waktu yang terbaik  but terpanjang
Dalam jangka panjang  menghambat prestasi & mengganggu kesehatan pekerja
Untuk itu perlu PEMBAKUAN SISTEM KERJA

3. Melatih operator
Syarat  berkemampuan normal dan dapat bekerja sama










Kemampuan kerja


Gambar 7. Distribusi Kemampuan Kerja

Operator yang dipilih harus mau bekerja sama 
Somes times operator Curiga merugikan dirinya  work lazy
Bekerja dengan kecepatan high  ingin dipuji
Bekerja canggung

4. Melatih operator
Supaya terbiasa dengan sistem kerja yang baru, tidak kaku, dll.










Gambar 8. Kurva Belajar

5. Mengurai pekerjaan atas elemen-elemen pekerjaan
Alasan :
a. Memperjelas catatan tentang cara kerja
b. Melakukan penyesuaian  operator belum tentu sama
c. Memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku  pemeriksaan siklus berkala
d. Memungkikan dikembangkannya data waktu standard

Pedoman :
a. Uraikan seperinci mungkin  masih diamati dengan indera pengukur dan dapat direkam dengan stop watch.
b. Elemen gerakan Therbligh
c. Jangan ada elemen yang tertinggal
d. Pemisahan antar elemen jela  supaya tidak ragu-ragu.

6. Menyiapkan alat pengukuran :
- Jam henti
- Lembaran pengamatan
- Pena atau pensil
- Papan pengamatan

Menghitung Jumlah Pengukuran Yang Diperlukan

k = Tingkat keyakinan
s = Tingkat ketelitian

Tingkat Ketelitian dan Keyakinan
Tingkat ketelitian menunjukkan penyimmpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya (%).
Tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi (%).

Tingkat ketelitian 10 % dan tingkat keyakinan 95 % berarti : pengukur membolehkan rata-rata hasil pegukurannya menyimpang sejauh 10 % dari rata-rata sebenarnya, dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal ini adalah 95 %.


Contoh : (Tk. ketelitian 10 % dan tk. keyakinan 95 %)

Rata-rata waktu sebenarnya = 100 detik
Rata-rata terukur = 96 detik

Sehingga :
Jika tk. ketelitian 10 % dan keyakinan 95 %, maka pengukur mempunyai keyakinan 95 % bahwa 96 detik itu terletak di antara interval harga rata-rata sebenarnya dikurangi 10 % dari rata-rata ini, dan harga rata-rata sebenarnya ditambah 10 % dari rata-rata ini.
Melakukan Penghitungan Waktu Baku
a. Hitung Waktu Siklus :
Ws = Xj/N
b. Hitung Waktu Normal :
Wn = Ws x p
p = penyeseuaian
c. Hitung Waktu Baku :
Wb = Wn + (Wnx)
= kelonggaran

Penyesuaian dan Kelonggaran
Selama pengukuran berlangsung pengukur mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan operator.
Bila :
Operator bekerja terlalu cepat maka p < 1
Operator bekerja terlalu lambat maka p > 1

Konsep Bekerja Wajar (Menurut ILO) :
• Jika seorang operator yang dianggap berpengalaman bekerja tanpa usaha - uasaha yang berlebihan
• Menguasai cara kerja yang ditetapkan
• Menunjukkan kesungguhan dalam bekerja

Menurut Lowry, Maynard dan Stegemarten melalui cara Westinghuse :
4 faktor yang mempengaruhi kewajaran bekerja :
• Keterampilan /Skill ( Kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan)
• Usaha/ Effort (Kesungguhan yang ditunjukkan/diberikan operator ketika melakukan pekerjaannya)
• Kondisi kerja
• Konsistensi

Beberapa Cara Menentukan Penyesuaian :
1. Cara Persentase
p = 110 % dan Ws = 14,6 menit, maka Wn = 16,4 x 1,1 = 16,06 menit

2. Cara Schumard
Memberi patokan - patokan penilaian melalui kelas - kelas performance kerja :
Contoh : Bila perfoormance seorang operator = Excellent maka faktor penyesuaiannya adalah : p = 80/60 = 1,33

KELAS PENYESUAIAN KELAS PENYESUAIAN
Superfast 100 Good - 65
Fast + 95 Normal 60
Fast 90 Fair + 55
Fast - 85 Fair 50
Excellent 80 Fair - 45
Good + 75 Poor 40
Good 70

3. Cara Westinghouse
Contoh :
Keterampilan pekerja : fair (E1) = - 0,05
Usaha : Good (C2) = + 0,02
Kondisi : Excellent (B) = + 0,04
Konsistensi : Poor (F) = - 0,04

Jumlah - 0,03
Maka p = (1-0,03) = 0,97

4. Cara Objektif
Memperhatikan 2 faktor :
1. Kecepatan kerja (dinyatakan dengan p1)
2. Tingkat kesulitan pekerjaan (dinyatakan dengan p2)

Bagian badan yang dipakkai : C = 2
Pedal kaki : F = 0
Cara menggunakan kekuatan tangan : H = 0
Koordinasi mata dengan tangan : L = 7
Peralatan : O = 1
Berat : B - 5 = 13

Jumlah = 23
Sehingga p2 = (1+0,23) atau p2 = 1,23
Faktor penyesuaiannya : p = p1 x p2 Kalau p1 = 0,9 Maka p = 0,9 x 1,23

Kelonggaran :
1. Kebutuhan pribadi (Pria = 0-2,5 % dan wanita = 2-5 %) [Iftikar Sutalaksana dalam Teknik Tata Cara Kerja, ITB Tabel 9.4]
Seperti : minum sekadarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap - cakap dengan teman sekerja untuk menghilangkan ketegangan ataupun kejemuan dalam bekerja MUTLAK
2. Menghilangkan rasa fatique [Iftikar Sutalaksana dalam Teknik Tata Cara Kerja, ITB Tabel 9.4]
Tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik dari kuantitas maupun kualitas. Perlu dilakukan sepanjang hari untuk mencatat kapan terjadi fatique. Bila rasa fatique telah datang dan pekerja harus bekerja performance normalnya, maka usaha yang harus dikeluarkan pekerja lebih besar dari normal dan ini akan menimbulkan fatique. Dan bila berlangsung terus Fatique Total (Mengatur kecepatan kerja)..
3. Hambatan - hambatan yang tidak dapat dihindarkan SAMPLING
Hambatan yang dapat dihindarkan : mengobrol yang berlebihan, mengganggur dengan sengaja, dll. Contoh hambatan yang tak dapat dihindarkan :
• Menerima atau meminta petunjuk pengawas
• Melakukan penyesuaian - penyesuaian mesin
• Memperbaiki kemacetan - kemacetan singkkat seperti mengganti alat potoong yang patah, memasang kembali ban yang lepas dan sebagainya.
• Mengasah peralatan ptong
• Mengambil alat - alat khusus atau bahan - bahan khusus dari gudang
• Hambatan - hambatan karena keslahan pemakaian alat atau bahan
• Matinya aliran listrik
Contoh :
Suatu pekerjaan yang sangat ringan yang dilakukan sambil duduk dengan gerakan - gerakan yang terbatas membutuhkan pengawasan mata terus menerus dengan pencahayaan yang kurang memadai, temperatur dan kelembaban ruangan normal, sirkulasi udara baik, tidak bising :

7 + 0 + 3 + 5 + 2,5 + 0 + 2 ) % = 19,5 %

Takterhindarkan = 5 %
Maka : l = 24,5 %
Bila Wn = 5,5 menit maka :
Wb = 5,5 + 0,245 (5,5) = 6,85 menit

Tidak ada komentar: