27 April 2008

Tempe, Makanan Populer dan Bergizi Tinggi

Tempe, Makanan Populer dan Bergizi Tinggi

Bahwa tempe merupakan makanan tradisional yang sangat populer di Indonesia, terutama di kalangan masyarakat Jawa, sudah banyak yang tahu. Tetapi bahwa makanan itu sudah ada sejak masa pemerintahan Sultan Agung, tahun 1600-an, barangkali baru sedikit orang yang menyadarinya. Di balik kenyataan itu, nyatalah bahwa budaya berolah pangan dari nenek moyang kita telah relatif tinggi. Tempe adalah salah satu produk fermentasi. Bahan bakunya umumnya kedelai. Namun selain itu, dikenal juga bahan-bahan baku lainnya, seperti ampas kacang untuk membuat tempe bungkil, ampas kelapa untuk membuat tempe bongkrek, ampas tahu untuk membuat tempe gembus, dan biji benguk untuk membuat tempe benguk. Namun di antara semua jenis bahan itu, tampaknya, tempe kedelai lah yang paling digemari konsumen. Maklumlah, dari segi gizi, tempe kedelai memang paling top.

Fermentasi pada tempe dapat menghilangkan bau langu dari kedelai yang disebabkan oleh aktivitas dari enzim lipoksigenase. Jamur yang berperanan dalam proses fermentasi tersebut adalah Rhizopus oligosporus. Beberapa sifat penting dari Rhizopus oligosporus antara lain meliputi: aktivitas enzimatiknya, kemampuan menghasilkan antibiotika, biosintesa vitamin-vitamin B, kebutuhannya akan senyawa sumber karbon dan nitrogen, perkecambahan spora, dan penertisi miselia jamur tempe ke dalam jaringan biji kedelai (Kasmidjo, 1990).

Secara kuntitatif, nilai gizi tempe sedikit lebih rendah daripada nilai gizi kedelai (lihat tabel). Namun secara kualitatif nilai gizi tempe lebih tinggi karena tempe mempunyai nilai cerna yang lebih baik. Hal ini disebabkan kadar protein yang larut dalam air akan meningkat akibat aktivitas enzim proteolitik. Studi tentang nilai gizi tempe dengan menggunakan sukarelawan telah banyak dilakukan, misalnya dengan memperkenalkan makanan campuran tempe, beras dan ketela untuk meningkatkan status gizi anak-anak balita yang menderita malnutrisi. Selain itu makanan campuran yang mengandung tempe memiliki potensi sebagai terapi medis bagi penderita diare kronis (Sumantri dan Sudigbia, 1985).

Tabel 1. Kandungan Zat Gizi Kedelai dan Tempe
Zat gizi. Satuan Komposisi zat gizi 100 gram bdd.
Kedelai Tempe
Energi (kal) 381 201
Protein (gram) 40,4 20,8
Lemak (gram) 16,7 8,8
Hidrat arang (gram) 24,9 13,5
Serat (gram) 3,2 1,4
Abu (gram) 5,5 1,6
Kalsium (mg) 222 155
Fosfor (mg) 682 326
Besi (mg) 10 4
Karotin (mkg) 31 34
Vitamin A (SI) 0 0
Vitamin B1 (mg) 0,52 0,19
Vitamin C (mg) 0 0
Air (gram) 12,7 55,3
bdd (berat yang dapat dimakan) (%) 100 100
Sumber:
Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia Depkes RI Dir. Bin.Gizi Masyarakat dan Puslitbang Gizi 1991

Melihat manfaat yang cukup besar dalam menunjang kesehatan, nampaknya kita perlu menghadirkan tempe dalam menu kita sehari-hari, selain kandungan gizinya baik (protein nabatinya tinggi) harganyapun juga terjangkau.

Salah satu prosedur pembuatan tempe dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi selama pembuatan tempe dapat dilihat rangkumannya pada tabel 2.

Tabel 2: Prosedur dan Kemungkinan yang Dapat Terjadi Selama Pembuatan Tempe
Prosedur Kemungkinan yang terjadi
KEDELAI dicuci dari kotoran seperti tanah, ranting, kerikil, dsb.
  • seringkali dilakukan pengupasan pada tahap ini, yang dilakukan dengan tangan kaki/mesin, kemudian dibersihkan
Direndam air semalam sampai berbisa dan berbau spesifik masam
  • variasi terjadi dalam hal perbandingan air dengan biji dan lamanya perendaman. Suhu berkisar 25-30o C.
Dikupas dan dicuci bersih
  • jika pengupasan sudah dilakukan maka tinggal pembersihan. Banyak pengrajin mencampurkan kembali sebagian kulit untuk memperbesar vulume,
Dikukus atau direbus sampai agak lunak
  • ½ jam sampai 1 jam mendidih
Didinginkan dan ditiriskan
Diinokulasi dengan jamur tempe
Dibungkus atau dimasukkan ke dalam plastik
TEMPE
  • bervariasi dalam hal sumber jamur (usar, tempe yang baru jadi, serbuk spora dari tempe atau inokulum serbuk buatan LIPI), juga bervariasi dalam perbandingan sumber kapang dengan kedelainya
Sumber:
Kasmidjo, 1990. Tempe, Mikrobiologi dan Biokimia Pengolahan Serta Pemanfaatannya. (CR)

13 April 2008

Bubidaya Ikan Nila


Bubidaya Ikan Nila

( Oreochromis niloticus )


1. SEJARAH SINGKAT

Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah.

Bibit ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan.

2. SENTRA PERIKANAN

Di Indonesia ikan nila telah dibudidayakan di seluruh propinsi.

3. JENIS

Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut:
KelasOsteichthyes
Sub-KelasAcanthoptherigii
OrdoPercomorphi
Sub-OrdoPercoidea
FamiliCichlidae
GenusOreochromis
SpesiesOreochromis niloticus
Terdapat 3 jenis nila yang dikenal, yaitu: nila biasa, nila merah (nirah) dan nila albino.

4. MANFAAT

Sebagai sumber penyediaan protein hewani.

5. PERSYARATAN LOKASI

  1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
  2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
  3. Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).
  4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan alat yang disebut piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka kecerahan yang baik antara 20-35 cm.
  5. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras.
  6. Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5. Sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.
  7. Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30 derajat C.
  8. Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

6.1.1. Kolam

Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan nila tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb).

Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara lain:

  1. Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan
    Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.
  2. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
    Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
  3. Kolam pembesaran
    Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
    1. Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera petani.
    2. Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
    3. Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.
  4. Kolam/tempat pemberokan
    Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1- 1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.
6.1.2. Peralatan

Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.

Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

6.1.3. Persiapan Media

Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb.

Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.

6.2. Pembibitan

6.2.1. Pemilihan Bibit dan Induk

Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah sebagai berikut:

  1. Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.
  2. Pertumbuhannya sangat cepat.
  3. Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
  4. Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
  5. Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
  6. Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih per ekor dan berumur sekitar 4-5 bulan.

Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:

    a. Betina
  • Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
  • Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
  • Warna perut lebih putih.
  • Warna dagu putih.
  • Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
  • b. Jantan
  • Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
  • Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
  • Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
  • Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
  • Jika perut distriping mengeluarkan cairan.

Ikan nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar. Akibatnya, kepadatan kolam meningkat. Disamping itu, ikan nila yang sedang beranak lambat pertumbuhan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama agar dicapai ukuran untuk dikonsumsi yang diharapkan.

Untuk mengatasi kekurangan ikan nila di atas, maka dikembang metode kultur tunggal kelamin (monoseks). Dalam metode ini benih jantan saja yang dipelihara karena ikan nila jantan yang tumbuh lebih cepat dan ikan nila betina. Ada empat cara untuk memproduksi benih ikan nila jantan yaitu:

  1. Secara manual (dipilih)
  2. Sistem hibridisasi antarjenis tertentu
  3. Merangsang perubahan seks dengan hormon
  4. Teknik penggunaan hormon seks jantan ada dua cara.
    1. Perendaman
    2. Perlakuan hormon melalui pakan
6.2.2. Pembenihan dan Pemeliharaan Benih

Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah :

  1. Memelihara dan memijahkan induk ikan untuk menghasilkan burayak (anak ikan).
  2. Memelihara burayak (mendeder) untuk menghasilkan benih ikan yang lebih besar.

Usaha pembenihan biasanya menghasilkan benih yang berbeda-beda ukurannya. Hal ini berkaitan dengan lamanya pemeliharaan benih. Benih ikan nila yang baru lepas dan mulut induknya disebut "benih kebul". Benih yang berumur 2-3 minggu setelah menetas disebut benih kecil, yang disebut juga putihan (Jawa Barat). Ukurannya 3-5 cm. Selanjutnya benih kecil dipelihara di kolam lain atau di sawah. Setelah dipelihara selama 3-1 minggu akan dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8-10 gram/ekor. Benih ini disebut gelondongan kecil. Benih nila merah. Berumur 2-3 minggu, ukurannya ± 5 cm. Gelondongan kecil dipelihara di tempat lain lagi selama 1- 1,5 bulan. Pada umur ini panjang benih telah mencapai 10-12 cm dengan berat 15-20 gram. Benih ini disebut gelondongan besar.

6.3. Pemeliharaan Pembesaran

Dua minggu sebelum dan dipergunakan kolam harus dipersiapkan. Dasar kolam dikeringkan, dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan dicangkul sambil diratakan. Tanggul dan pintu air diperbaiki jangan sampai teriadi kebocoran. Saluran air diperbaiki agar jalan air lancar. Dipasang saringan pada pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Tanah dasar dikapur untuk memperbaiki pH tanah dan memberantas hamanya. Untuk mi dipergunakan kapur tohor sebanyak 100-300 kg/ha (bila dipakai kapur panas, Ca 0). Kalau dipakai kapur pertanian dosisnya 500-1.000 kg/ha. Pupuk kandang ditabur dan diaduk dengan tanah dasar kolam. Dapat juga pupuk kandang dionggokkan di depan pintu air pemasukan agar bila diairi dapat tersebar merata. Dosis pupuk kandang 1-2 ton/ha. Setelah semuanya siap, kolam diairi. Mula-mula sedalam 5-10 cm dan dibiarkan 2-3 hari agar teriadi mineralisasi tanah dasar kolam.Lalu tambahkan air lagi sampai kedalaman 80- 100 cm. Kini kolam siap untuk ditebari induk ikan.

6.3.1. Pemupukan

Pemupukan dengan jenis pupuk organik, anorganik (Urea dan TSP), serta kapur. Cara pemupukan dan dosis yang diterapkan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh dinas perikanan daerah setempat, sesuai dengan tingkat kesuburan di tiap daerah.

Beberapa hari sebelum penebaran benih ikan, kolam harus dipersiapkan dahulu. Pematang dan pintu air kolam diperbaiki, kemudian dasar kolam dicangkul dan diratakan.

Setelah itu, dasar kolam ditaburi kapur sebanyak 100-150 kg/ha. Pengapuran berfungsi untuk menaikkan nilai pH kolam menjadi 7,0-8,0 dan juga dapat mencegah serangan penyakit. Selanjutnya kolam diberi pupuk organik sebanyak 300-1.000 kg/ha. Pupuk Urea dan TSP juga diberikan sebanyak 50 kg/ha. Urea dan TSP diberikan dengan dicampur terlebih dahulu dan ditebarkan merata di dasar kolam.

Selesai pemupukan kalam diairi sedalam 10 cm dan dibiarkan 3-4 hari agar terjadi reaksi antara berbagai macam pupuk dan kapur dengan tanah. Han kelima air kolam ditambah sampai menjadi sedalam 50 cm. Setelah sehari semalam, air kolam tersebut ditebari benih ikan. Pada saat itu fitoplankton mulai tumbuh yang ditandai dengan perubahan warna air kolam menjadi kuning kehijauan. Di dasar kolam juga mulai banyak terdapat organisme renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, cacing, anak-anak siput dan sebagainya. Selama pemeliharaan ikan, air kolam diatur sedalam 75- 100 cm. Pemupukan susulan harus dilakukan 2 minggu sekali, yaitu pada saat makanan alami sudah mulai habis.

Pupuk susulan ini menggunakan pupuk organik sebanyak 500 kglha. Pupuk itu dibagi menjadi empat dan masing-masing dimasukkan ke dalam keranjang bambu. Kemudian keranjang diletakkan di dasar kolam, dua bush di kin dan dua buah di sisi kanan aliran air masuk. Sedangkan yang dua keranjang lagi diletakkan di sudut-sudut kolam.

Urea dan TSP masing-masing sebanyak 30 kg/ha diletakkan di dalam kantong plastik yang diberi lubang-lubang kecil agar pupuk sedikit demi sedikit. Kantong pupuk tersebut digantungkan sebatang bambu yang dipancangkan di dasar kolam. Posisi ng terendam tetapi tidak sampai ke dasar kolam. Selain pukan ulang. ikan nila juga harus tetap diberi dedak dan katul. pemupukan di atas dapat dilakukan untuk kolam air tawar, payau atau sawah yang diberakan.

6.3.2. Pemberian Pakan

Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton, maupun binatang yang hidup di dasar, seperti cacing, siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus (cuk). Semua itu dapat menjadi makanan ikan nila. Namun, induk ikan nila juga masih perlu pakan tambahan berupa pelet yang mengandung protein 30-40% dengan kandungan lemak tidak lebih dan 3%.

Pembentukan telur pada ikan memerlukan bahan protein yang cukup di dalam pakannya. Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C yang berasal dan taoge dan daun-daunan/sayuran yang duris-iris. Boleh juga diberi makan tumbuhan air seperti ganggeng (Hydrilla). Banyaknya pelet sebagai pakan induk kira-kira 3% berat biomassa per han. Agar diketahui berat bio massa maka diambil sampel 10 ekor ikan, ditimbang, dan dirata-ratakan beratnya.

Berat rata-rata yang diperoleh dikalikan dengan jumlah seluruh ikan di dalam kolam. Misal, berat rata-rata ikan 220 gram, jumlah ikan 90 ekor maka berat biomassa 220 x 90 = 19.800 g. Jumlah ransum per han 3% x 19.800 gram = 594 gram. Ransum ini diberikan 2-3 kali sehari.

Bahan pakan yang banyak mengandung lemak seperti bungkil kacang dan bungkil kelapa tidak baik untuk induk ikan. Apalagi kalau han tersebut sudah berbau tengik. Dedak halus dan bekatul boleh diberikan sebagai pakan. Bahan pakan seperti itu juga berfungsi untuk menambah kesuburan kolam.

6.3.3. Pemeliharaan Kolam/Tambak

Sistem dan intensitas pemeliharaan ikan nila tergantung pada tempat pemeliharaan dan input yang tersedia.Target produksi harus disesuaikan dengan permintaan pasar. Biasanya konsumen menghendaki jumlah dan ukuran ikan yang berbeda-beda.

Intensitas usaha dibagi dalam tiga tingkat, yaitu

  1. Sistem ekstenslf (teknologi sederhana)
    • Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum berkembang. Input produksinya sangat sederhana. Biasanya dilakukan di kolam air tawar. Dapat pula dilakukan di sawah. Pengairan tergantung kepada musim hujan. Kolam yang digunakan biasanya kolam pekarangan yang sempit. Hasil ikannya hanya untuk konsumsi keluarga sendiri. Sistem pemeliharaannya secara polikultur. Sistem ini telah dipopulerkan di wilayah desa miskin.
    • Pemupukan tidak diterapkan secara khusus. Ikan diberi pakan berupa bahan makanan yang terbuang, seperti sisa-sisa dapur limbah pertanian (dedak, bungkil kelapa dll.).
    • Perkiraan pemanenan tidak tentu. Ikan yang sudah agak besar dapat dipanen sewaktu-waktu. Hasil pemeliharaan sistem ekstensif sebenar cukup lumayan, karena pemanenannya bertahap. Untuk kolam herukuran 2 x 1 x 1 m ditebarkan benih ikan nila sebanyak 20 ruang berukuran 30 ekor. Setelah 2 bulan diambil 10 ekor, dipelihara 3 bulan kemudian beranak, demikian seterus. Total produksi sistem ini dapat mencapai 1.000 kg/ha/tahun 2 bln. Penggantian air kolam menggunakan air sumur. Penggantian dilakukan seminggu sekali.
  2. Sistem semi-Intensif (teknologi madya)
    • Pemeliharaan semi-intensif dapat dilakukan di kolam, di tambak, di sawah, dan di jaring apung. Pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan. Dalam sistem ini sudah dilakukan pemupukan dan pemberian pakan tambahan yang teratur.
    • Prasarana berupa saluran irigasi cukup baik sehingga kolam dapat berproduksi 2-3 kali per tahun. Selain itu, penggantian air juga dapat dilakukan secara rutin. Pemeliharaan ikan di sawah hanya membutuhkan waktu 2-2,5 bulan karena bersamaan dengan tanaman padi atau sebagai penyelang. OIeh karena itu, hasil ikan dan sawah ukurannya tak lebih dari 50 gr. Itu pun kalau benih yang dipelihara sudah berupa benih gelondongan besar.
    • Budi daya ikan nila secara semi-intensif di kolam dapat dilakukan secara monokultur maupun secara polikultur. Pada monokultur sebaiknya dipakai sistem tunggal kelamin. Hal mi karena nila jantan lebih cepat tumbuh dan ikan nila betina.
    • Sistem semi-intensif juga dapat dilakukan secara terpadu (intergrated), artinya kolam ikan dikelola bersama dengan usaha tani lain maupun dengan industri rumah tangga. Misal usaha ternak kambing, itik dan sebagainya. Kandang dibuat di atas kolam agar kotoran ternak menjadi pupuk untuk kolam.
    • Usaha tani kangkung, genjer dan sayuran lainnya juga dapat dipelihara bersama ikan nila. Limbah sayuran menjadi pupuk dan pakan tambahan bagi ikan. Sedangkan lumpur yang kotor dan kolam ikan dapat menjadi pupuk bagi kebun sayuran.
    • Usaha huler/penggilingan padi mempunyai hasil sampingan berupa dedak dan katul. Oleh karena itu, sebaiknya dibangun kolam ikan di dekat penggilingan tersebut.
    • Hasil penelitian Balai Penelitian Perikanan sistem integrated dapat menghasilkan ikan sampai 5 ton atau lebih per 1 ha/tahun.
  3. Sistem intensif (teknologi maju)
    • Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan ikan paling modern. Produksi ikan tinggi sampai sangat tinggi disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
    • Pemeliharaan dapat dilakukan di kolam atau tambak air payau dan pengairan yang baik. Pergantian air dapat dilakukan sesering mungkin sesuai dengan tingkat kepadatan ikan. Volume air yang diganti setiap hari sebanyak 20% atau bahkan lebih.
    • Pada usaha intensif, benih ikan nita yang dipelihara harus tunggal dain jantan saja. Pakan yang diberikan juga harus bermutu.
    • Ransum hariannya 3% dan berat biomassa ikan per hari. makanan sebaiknya berupa pelet yang berkadar protein 25-26%, lemak 6-8%. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan oleh teknisinya sendiri dapat diamati nafsu makan ikan-ikan itu. Pakan yang diberikan knya habis dalam waktu 5 menit. Jika pakan tidak habis dalam waktu 5 menit berarti ikan mendapat gangguan. Gangguan itu berupa serangan penyakit, perubahan kualitas air, udara panas, terlalu sering diberi pakan.

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Hama

  1. Bebeasan (Notonecta)
    Berbahaya bagi benih karena sengatannya.
    Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
  2. Ucrit (Larva cybister)
    Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek.
    Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
  3. Kodok
    Makan telur telur ikan.
    Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
  4. Ular
    Menyerang benih dan ikan kecil.
    Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
  5. Lingsang
    Memakan ikan pada malam hari.
    Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
  6. Burung
    Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning.
    Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.

7.2. Penyakit

  1. Penyakit pada kulit
    Gejala: pada bagian tertentu berwarna merah, berubah warna dan tubuh berlendir.
    Pengendalian: (1) direndam dalam larutan PK (kalium permanganat) selama 30-60 menit dengan dosis 2 gram/10 liter air, pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian. (2) direndam dalam Negovon (kalium permanganat) selama 3 menit dengan dosis 2-3,5 %.
  2. Penyakit pada insang
    Gejala: tutup insang bengkak, Lembar insang pucat/keputihan.
    Pengendalian: sama dengan di atas.
  3. Penyakit pada organ dalam
    Gejala: perut ikan bengkak, sisik berdiri, ikan tidak gesit.
    Pengendalian: sama dengan di atas.

Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan nila:

  1. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
  2. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
  3. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
  4. Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
  5. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
  6. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
  7. Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.

8. PANEN

Pemanenan ikan nila dapat dilakukan dengan cara: panen total dan panen sebagian.

  1. Panen total
    Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
  2. Panen sebagian atau panen selektif
    Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan dipanen dipilih dengan ukuran tertentu. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburi umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka akibat jaring), sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.

9. PASCAPANEN

Penanganan pascapanen ikan nila dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.

Penanganan ikan hidup

Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:

  1. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
  2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
  3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.

Penanganan ikan segar

Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:

  1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
  2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
  3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
  4. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.

Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:

  1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
  2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
  3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
  4. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
    1. Sistem terbuka
      Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
    2. Sistem tertutup
      Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram.

      Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:

      1. masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
      2. hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
      3. alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2);
      4. kantong plastik lalu diikat.
      5. kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:

  1. Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
  2. Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
  3. Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
  4. Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
  5. Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

10.1. Analisa Usaha Budidaya

Perkiraan analisis usaha budidaya ikan nila selama 1 bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa Barat adalah sebagai berikut:

Analisis Usaha Budidaya
a) Biaya Produksi

1. Sewa kolam
Rp. 120.000,-
2. Benih ikan nila 4000 ekor, @ Rp.200,- Rp. 800.000,-
3. Pakan (Dedak) 8 karung @ Rp.800,- Rp. 6.400,-
4. Obat dan pupuk

- Kotoran ayam 4 karung, @ Rp.7.000,- Rp. 28.000,-
- Urea dan TSP 10 kg, @ Rp.1.800,- Rp. 18.000,-
- Kapur 30 kg, @ Rp. 1.200,- Rp. 36.000,-
5. Peralatan
Rp. 100.000,-
6. Tenaga kerja 1 orang @ Rp. 7500,- Rp. 225.000,-
7. Biaya tak terduga 10%
Rp. 133.340,-
Jumlah biaya produksi
Rp.1.466.740,-
b) Pendapatan benih ikan 85%,4000 ekor @ Rp.700,- Rp.2.380.000,-
c) Keuntungan
Rp. 913.260,-
d) Parameter kelayakan usaha B/C ratio 1,62

10.2. Gambaran Peluang Agribisnis

Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia.

Disamping itu banyak potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan dalam hal periizinan import.

Walaupun permintaan di tingkal pasaran lokal akan ikan nila dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Apabila pasaran lokal ikan nila mengalami kelesuan, maka akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan nila boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.

11. DAFTAR PUSTAKA

  1. Sugiarto Ir, 1988, Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. Penerbit CV. Simplex (Anggota IKAPI)”.
  2. Rahardi, F. 1993. Kristiawati, Regina. Nazaruddin. Agribisnis Perikanan, Penerbit Swadaya, Jakarta.

12. KONTAK HUBUNGAN

Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS; Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829

Jakarta, Maret 2001

Budidaya Ikan Mujair


Budidaya Ikan Mujair

( Tilapia mossambica )


1. SEJARAH SINGKAT

Ikan mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan ini berasal dari perairan Afrika dan pertama kali di Indonesia ditemukan oleh bapak Mujair di muara sungai Serang pantai selatan Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam/salinit as. Jenis ikan ini mempunyai kecepatan pertumbuhan yang relatif lebih cepat, tetapi setelah dewasa percepatan pertumbuhannya akan menurun. Panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah 40 cm.

2. SENTRA PERIKANAN

Sentra perikanan terdapat didaerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan.

3. JENIS

Klasifikasi ikan mujair adalah sebagai berikut:
KelasPisces
Sub-KelasTeleostei
OrdoPercomorphi
Sub-OrdoPercoidea
FamiliCichlidae
GenusOreochromis
SpeciesOreochromis mossambicus
Adapun jenis ikan mujair yang dikenal antara lain: mujair biasa, mujair merah (mujarah) atau jamerah dan mujair albino.

4. MANFAAT

Sebagai sumber penyediaan protein hewani.

5. PERSYARATAN LOKASI

  1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
  2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
  3. Ikan mujair dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
  4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
  5. Ikan mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mujair. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.
  6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
  7. Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

6.1.1. Kolam

Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan mujair tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb).

Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan mujair antara lain:

  1. Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan
    Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.
  2. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
    Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
  3. Kolam pembesaran
    Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
    • Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera petani.
    • Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
    • Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.
  4. Kolam/tempat pemberokan
    Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
6.1.2. Peralatan

Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mujair diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.

Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mujair antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

6.1.3. Persiapan Media

Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.

6.2. Pembibitan

Untuk menyiapkan bibit ikan mujair yang akan dipelihara, perlu diperhatikan hal-hal penyiapan media pemeliharaan, pemilihan dan pemeliharaan induk, penetasan dan persyaratan bibit, ciri-ciri bibit dan induk unggul.

6.2.1. Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk bibit mujair yang unggul adalah sebagai berikut:
  1. Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.
  2. Pertumbuhannya sangat cepat.
  3. Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
  4. Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
  5. Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
  6. Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 100 gram lebih per ekornya.

Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:

    a. Betina
  • Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
  • Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
  • Warna perut lebih putih.
  • Warna dagu putih.
  • Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
  • b. Jantan
  • Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
  • Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
  • Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
  • Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
  • Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
6.2.2. Sistim Pembibitan
Pembibitan ikan mujair dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
  1. Sistim satu kolam
    Pada sistim ini kolam pemijahan/pembenihan disatukan dengan kolam pendederan/ pemeliharaan anak. Setelah dilakukan persiapan media pembibitan, tebarkan induk jantan dan betina dengan perbandingan 1:2 atau 1:4 dengan jumlah kepadatan 2 pasang/10 meter persegi. Pamanenan dilakukan setiap 2 minggu sekali.
  2. Sistim dua kolam
    Pada sistim ini proses pemijahan dan pendederan dilakukan pada kolam terpisah, dengan perbandingan luas kolam pemijahan dengan kolam pendederan adalah 1:2 atau 1:4. Dasar kolam pendederan harus lebih rendah dari dasar kolam lainnya agar aliran air cukup deras mengalir dari kolam pemijahan ke kolam pendederan. Pada pintu kedua kolam tersebut dipasang saringan kasar agar hanya anak-anak ikan saja yang dapat lewat. Jumlah dan kepadatan induk jantan dan betina yang disebarkan sama dengan sistim satu kolam.
  3. Sistim platform
    Pada sistim ini kolam dibagi dalam 4 bagian, yaitu kolam pertama sebagai tempat induk jantan dan betina bertemu atau tempat pemijahan. Kolam kedua tempat induk betina dimana disekat oleh kisi atau krei bambu dengan ukuran lubang-lubang sebesar badan induk betina sehingga hanya induk betina yang dapat lolos ke kolam kedua ini. Kolam ketiga merupakan temapt pelepasan larva dan temapat yang ke empat adalah tempat pendederan. Persiapan media dan jumlah induk yang dilepas sama dengan sistim yang pertama.
6.3.3. Pembenihan

Pemijahan dan penetasan ikan mujair berlangsung sepanjang tahun pada kolam pemijahan dan tidak memerlukan lingkungan pemijahan secara khusus. Hal yang perlu dilakukan adalah penyiapan media pemeliharaan seperti pengerikan pengapuran dan pemupukan. Ketinggian air di kolam dipertahankan sekitar 50 cm.

Untuk menambah tingkat produkivitas dan kesuburan, maka diberikan makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini digunakan dalam usaha budidaya ikan mujair secara komersial. Dapat juga diberi makanan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari berat populasi per hari, diberikan sebanyak 2 kali/hari yaitu pada pagi dan sore hari.

Pemijahan akan terjadi setelah induk jantan membuat lubang sarang yang berupa cekungan di dasar kolam dengan garis tengah sekitar 10-35 cm. Begitu pembuatan sarang pemijahan selesai, segera berlangsung proses pemijahan. Setelah proses pembuahan selesai, maka telur-telur hasil pemijahan segera dikumpulkan oleh induk betina ke dalam mulutnya untuk dierami hingga menetas. Pada saat tersebut induk betina tidak aktif makan sehingga terlihat tubuhnya kurus. Telur akan menetas setelah 3-5 hari pada suhu air sekitar 25-27 derajat C. Setelah sekitar 2 minggu sejak penetasan, induk betina baru melepaskan anak-anaknya, karena telah mampu mencari makanan sendiri.

6.3.4. Pemeliharaan Bibit

Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mujair dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan.

Jumlah penebaran dalam kolam pendederan tergantung dari ukuran benih ikan. Benih ikan ukuran 1-3 cm, jumlah penebarannya sekitar 30-50 ekor/meter persegi, ukuran 3-5 cm jumlah penebarannya berkisar 5-10 ekor/meter persegi. Sedangkan anak ikan ukuran 5-8 cm jumlah penebarannya 2-5 ekor/meter persegi. Untuk benih yang ukuran 5-8 cm ini, sebaiknya dilakukan secara monoseks kultur, karena pada ukuran tersebut benih ikan sudah dapat dibedakan yang berjenis kelamin jantan atau betina.

6.3. Pemeliharaan Pembesaran

Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.

  1. Polikultur
    1. ikan mujair 50%, ikan tawes 20%, dan mas 30%, atau
    2. ikan mujair 50%, ikan gurame 20% dan ikan mas 30%.
  2. Monokultur

    Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.

Pembesaran ikan mujair pun dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan mujair. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1-1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.

6.3.1. Pemupukan

Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak- banyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m2

6.3.2 Pemberian Pakan

Apabila tingkat produkivitas dan kesuburan kolam sudah semakin berkurang, maka bisa diberikan makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini digunakan dalam usaha budidaya ikan munjair secara komersial. Dapat juga diberi makanan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari berat populasi per hari, diberikan sebanyak dua kali per hari yaitu pada pagi dan sore hari. Disamping itu juga kondisi pakan dalam perairan tersebut sesuai dengan dosis atau ketentuan yang ada. Yaitu selain pakan dari media dasar juga perlu diberi makanan tambahan berupa hancuran pellet atau remah dengan dosis 10% dari berat populasi per hari. Pemberiannya 2-3 kali/hari.

6.3.3. Pemeliharaan Kolam/Tambak

Dalam hal pemeliharaan ikan mujair yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Hama

  1. Bebeasan (Notonecta)
    Berbahaya bagi benih karena sengatannya.
    Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
  2. Ucrit (Larva cybister)
    Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek.
    Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
  3. Kodok
    Makan telur telur ikan.
    Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
  4. Ular
    Menyerang benih dan ikan kecil.
    Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
  5. Lingsang
    Memakan ikan pada malam hari.
    Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
  6. Burung
    Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning.
    Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.

7.2. Penyakit

Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mujair:

  1. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
  2. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
  3. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
  4. Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
  5. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
  6. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
  7. Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.

8. PANEN

Pemanenan ikan mujair dapat dilakukan dengan cara: panen total dan panen sebagian.

  1. Panen sebagian atau panen selektif
    Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan dipanen dipilih dengan ukuran tertentu (untuk pemanenan benih). Ukuran benih yang akan dipanen (umur 1-1,5 bulan) tergantung dari permintaan konsumen, umumnya digolongkan untuk ukuran: 1-3 cm; 3-5 cm dan 5-8 cm. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburi umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka akibat jaring), sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.
  2. Panen total
    Umumnya panen total dilakukan untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran. Umumnya umur ikan mujair yang dipanen berkisar antara 5 bulan dengan berat berkisar antara 30-45 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.

9. PASCAPANEN

Penanganan pascapanen ikan mujair dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.

1) Penanganan ikan hidup

Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
  1. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
  2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
  3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.

2) Penanganan ikan segar

Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:

  1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
  2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
  3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
  4. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.

Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan benih adalah sebagai berikut:

  1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
  2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
  3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
  4. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
    1. Sistem terbuka
      Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
    2. Sistem tertutup
      Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram.

      Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:

      1. masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
      2. hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
      3. alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1);
      4. kantong plastik lalu diikat.
      5. kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:

  1. Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
  2. Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
  3. Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
  4. Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
  5. Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

10.1. Analisis Usaha Budidaya

Perkiraan analisis usaha budidaya pembenihan ikan mujair selama 1 bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

Analisis Usaha Budidaya
1) Biaya Produksi

a. Sewa kolam
Rp. 120.000,-
b. Benih ikan mujair 4000 ekor, @ Rp.150,- Rp. 600.000,-
c. Pakan (Dedak) 8 karung @ Rp.800,- Rp. 6.400,-
d. Obat dan pupuk

- Kotoran ayam 4 karung, @ Rp.7.000,- Rp. 28.000,-
- Urea dan TSP 10 kg, @ Rp.1.800,- Rp. 18.000,-
- Kapur 30 kg, @ Rp. 1.200,- Rp. 36.000,-
e. Peralatan
Rp. 96.000,-
f. Tenaga kerja 1 orang @ Rp. 7000,- Rp. 210.000,-
g. Biaya tak terduga 10%
Rp. 111.440,-
Jumlah biaya produksi
Rp.1.225.840,-
2) Pendapatan benih ikan 85%,4000 ekor @ Rp.550,- Rp.1.870.000,-
3) Keuntungan
Rp. 644.160,-
4) Parameter kelayakan usaha B/C ratio 11,52

10.2. Gambaran Peluang Agribisnis

Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia.

Disamping itu banyak potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan dalam hal periizinan import.

Walaupun permintaan di tingkal pasaran lokal akan ikan mujair dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Apabila pasaran lokal ikan mujair mengalami kelesuan, maka akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan mujair boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.

11. DAFTAR PUSTAKA

  1. Sugiarti, Ir. 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila Penerbitan CV Simpleks (Anggota IKAPI) Jakarta.
  2. Rahardi, F. 1993. Kristiawati, Regina. Nazaruddin. Agribisnis Perikanan, Penerbit Swadaya, Jakarta.

12. KONTAK HUBUNGAN

Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS; Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829

Budidaya Ikan Hias Livebearer

Budidaya Ikan Hias Livebearer

1. PENDAHULUAN

Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium. Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan. Dalam menternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya.

Cara perkembangbiakkan ikan hias ada beberapa macam:

  1. Ikan-ikan hias yang beranak.
  2. Ikan-ikan hias yang bertelur berserakan.
  3. Ikan-ikan hias yang meletakkan telurnya pada suatu subtrat.
  4. Ikan-ikan hias yang menetaskan telurnya dalam sarang busa.
  5. Ikan-ikan yang mengeramkan telurnya di dalam mulut.

Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai cara-cara pemeliharaan ikan hias yang beranak (live bearer), misalnya:

  1. Ikan Guppy (Poecilia reticulata Guppy)
  2. Ikan Molly (Poelicia latipinna Sailfin molly)
  3. Ikan Platy (Xiphophorus maculatus Platy)
  4. Ikan Sword tail (Xiphophorus helleri Sword tail)

2. CIRI-CIRI INDUK JANTAN DAN BETINA

  1. Induk Jantan
    1. Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yang panjang.
    2. Tubuhnya rampaing.
    3. Warnanya lebih cerah.
    4. Sirip punggung lebih panjang.
    5. Kepalanya besar.
  2. Induk Betina
    1. Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus.
    2. Tubuhnya gemuk
    3. Warnanya kurang cerah.
    4. Sirip punggung biasa.
    5. Kepalanya agak runcing.

3. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMELIHARAAN

  1. Air yang diperlukan adalah ari yang cukup mengandung Oksigen (O2) dan jernih.
  2. Suhu air berkisar antara 15 ~ 270C.
  3. pH yang disukai agak sedikit alkalis, yaitu berkisar 7 ~ 8.
  4. Makanan yang diberikan dapat berupa makanan alami (cuk, cacing, kutu air) dan makanan buatan, diberikan secukupnya.

4. TEKNIK PEMIJAHAN

  1. Pemilihan induk. Pilihlah induk yang berukuran relatif besar, bentuk tubuh yang mengembung serta mempunyai warna yang indah.
  2. Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa pasang induk. Namun apabila menghendaki keturunan tertentu dapat pula dilakukan dengan cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasang-sepasang.
  3. Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari. Setelah lahir, anak-anak ikan harus cepat-cepat diambil dan dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan oleh induknya.

5.PERAWATAN BENIH

  1. Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 ~ 5 hari anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan.
  2. Setelah mencapai ukuran medium (2 ~ 3 cm) dapat diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 ~ 7 cm) dapat diberi makanan cuk.
  3. Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dll.
  4. Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat meerusak kualitas air.
  5. Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh, karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan setiap 2 ~ 3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada waktu penyiphonan sebanyak 10 ~20% dapat diganti dengan air yang baru.

6. PENUTUP

Budidaya ikan live bearer ini sangat mudah dan mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi. Untuk satu pasang ikan dapat menghasilkan 50 sampai 100 ekar ikan untuk satu kali pemijahan, dengan harga perekor Rp. 25,- sampai Rp. 75,-. Jenis ikan ini juga merupakan ikan hias yang dapat di eksport misalnya: ikan Guppy. Dengan teknik pemeliharaan yang tepat dan ketekunan yang tinggi akan didapat hasil dengan warna yang sangat indah.

7. SUMBER

Dinas Perikanan DKI Jakarta, Jakarta, 1996

8. KONTAK HUBUNGAN

Dinas Perikanan DKI Jakarta, Jakarta

Penanganan Aquarium Ikan Hias

Penanganan Aquarium Ikan Hias

1. PENDAHULUAN

Sejalan dengan lajuna pembangunan Kota Jakarta, maka perkembangan perikananpun mengalami peningkatan yang sangat pesat. Hal ini dimungkinkan karena pada hakekatnya Kota Jakarta merupakan Wilayah konsumen yang potensil, sehingga sangat mendukung dalam usaha pemasarannya.

Mengamati kegiatan usaha Perikanan khususnya ikan hias tentunya tak dapat dipisahkan dengan sarana penunjang yang yang tak kalah pentingnya dengan usaha ikan hias itu sendiri yaitu "AQUARIUM" karena betapun indahnya ikan hias apabila tidak ditunjang dengan penampilan aquarium serta dekorasi yang memadai, maka sesungguhnya nilai keindahan itu telah berkurang dan ini hanya bisa dicapai melalui penanganan yang tekun dan kontinue.

Untuk mengembangkan usaha ikan hias diwilayah DKI Jakarta dilaksanakan melalui Pusat Promosi Hasil-hasil Perikanan yang beralokasi di Jalan Sumenep, Jakarta Pusat.

2.PERLENGKAPAN AQUARIUM

  1. Aquarium dalam keadaan bersih dan tidak bocor
  2. Tanaman hidup secukupnya
  3. Bahan-bahan dekorasi: pasir bersih (tidak mengandung lumpur), koraltex, akar kayu dan batu karang
  4. Pompa udara (aerator) sebagai alat penambah oksigen dalam air
  5. Lampu neon ultra violet pada malam hari dapat menimbulkan rasa alami yang mempesona
  6. Filter yang dihubungkan dengan aerator berfungsi sebagai penyaring kotoran dalam air
  7. Peralatan lainnya: slang plastik, serokan dan pembersihkaca.

3.TEKNIS DEKORASI AQUARIUM

  1. Pasir dimasukkan kedalam aquarium lalu diatur/dipadat sambil diberi percikan air secukupnya.
  2. Kemudian tanaman air ditanam dengan cara dibenamkan kedalam pasir (tanaman yang lebih tinggi diletakkan dibagian belakang)
  3. Setelah diperkirakan siap untuk didekor, maka sebelum diisi air permukaan tanaman dan pasir ditutup dengan kertas koran atau plastik. Hal ini dilakukan dengan maksud agar tekanan air tidak merusak tanaman dan tidak menimbulkan kekeruhan.
  4. Air dalam aqurium ditunggu sampai kotorannya mengendap, lalu ikan dimasukkan (diusahakan jenis ikan yang tidak saling memangsa)
  5. Tahap selanjutnya aerator dipasang sesuai ukuran aquarium, tapi bila tersedia banyak tanaman hidup, aerator cukup dipasang pada malam hari saja
  6. Aquarium diletakkan ditempat yang datang agar tekanan air merata dan diusahakan jangan terlalu banyak terkena sinar matahari karena akan mempercepat tumbuhnya lumut.

4.MAKANAN IKAN

  1. Makanan ikan hias air tawar terdiri dari 2 macam yaitu: makanan alami seperti kutu air (Moina) cacing rambut (Fubifek, Chironomus) dan lawa nyamuk (cuk).
  2. Makanana alami harus dibersihkan/dibilas terlebih dahulu dengan air bersih sebelum di berikan pada ikan dan satu hari cukup 1 (satu) kali saja
  3. Makanan buatan: wafer, tahu, darah ayam/kerbau/marus
  4. Makanan buatan sebaiknya diberikan pada saat tidak ada makanan alami
  5. Pemberian makanan diusahakan jangan sampai tersisa karena dapat menimbulkan pembusukan/keracunan

5. PENUTUP

Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari keindahan aquarium ikan hias antara lain:

  1. dapat mendidik rasa cinta alami
  2. merupakan hiburan yang dapat mengendorkan urat syaraf serta menimbulkan rasa tentram di rumah
  3. menambah keindahan ruangan dan tidak memerlukan tempat yang luas
  4. merupakan usaha sambilan yang dapat menambah penghasilan keluarga
  5. menjaga kelestarian sumber daya perikanan

6. SUMBER

Dinas Perikanan, Pemerintah DKI Jakarta, Jakarta, 1996

7. KONTAK HUBUNGAN

Pemerintah DKI Jakarta, Dinas Perikanan

Tungku Sekam


Tungku Sekam


1. PERANCANG

---

2. PENGGUNA/FUNGSI

Agroindustri pengguna adalah industri pengolah tahu, tempe, minyak atsiri, dll.

3. SPESIFIKASI

Dimensi---
Konstruksi---
Rancangan FungsionalBahan bakar yang digunakan adalah sekam padi
Rancangan Struktural---
Bahan---
Kapasitas---
Umur Alat---

Keterangan:
a = tempat pemasukan sekam,
b = plat besi penampung sekam sekat,
c = berupa tangga tempat pembakaran sekam,
d = cerobong asap dan
e = tempat pemasukan udara

4. PRINSIP KERJA ALAT

Sekam kering dijatuhkan melalui sekat-sekat berupa tangga (c) dan akan terbakar selama menuruni sekat. Sekam yang habis terbakar menjadi abu dan digantikan oleh sekam baru yang jatuh oleh kombinasi tenaga gravitasi. Asap pembakaran dikeluarkan melalui cerobong asap (d).

5. HARGA/ANALISIS BIAYA

Perkiraan biaya 1 (satu) unit adalah Rp. 500.000,- (perkiraan penulis, tahun 2000).

6. KONTAK HUBUNGAN

Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Jl.Rasuna Said, Padang Baru, Padang, Tel. 0751 40040, Fax. 0751 40040

Pemeras Kelapa


Pemeras Kelapa


1. PERANCANG

Buyung Setiawan pada tahun 1993 (Alumni Jurusan Keteknikan Pertanian Fak. Teknologi Pertanian IPB, Bogor).

2. PENGGUNA/FUNGSI

Agroindustri pengguna adalah:
  1. Usaha kecil pengolahan minyak kelapa (minyak tanah)
  2. Rumah makan
  3. Jasa boga

3. SPESIFIKASI

DimensiTinggi 110 cm, panjang 85 cm, lebar 70 cm
Konstruksi---
Rancangan FungsionalTenaga penggerak secara manual dengan tangan
Rancangan Struktural---
Bahan---
Kapasitas10,53 Kg per jam
Umur Alat5 (lima) tahun

4. PRINSIP KERJA ALAT

Kelapa parut dimasukkan ke dalam selinder, kemudian dipres ulir sampai sebagian besar dari santan terperas dari kelapa parut tersebut.

5. HARGA/ANALISIS BIAYA

Harga alat untuk 1 (satu) unit adalah Rp. 600.000,- (perkiraan tahun 2000).

6. KONTAK HUBUNGAN

Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Jl.Rasuna Said, Padang Baru, Padang, Tel. 0751 40040, Fax. 0751 40040

Jakarta, Maret 2001 Sumber :Teknologi Tepat Guna Untuk Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Padang, 2000. Disadur oleh :Kemal Prihatman

07 April 2008

Pedoman Menu Bergizi

Pedoman Menu Bergizi


DAFTAR ISI

    Daftar Isi
  1. Pendahuluan
  2. Pengertian, Manfaat dan sumber Zat Gizi
  3. Menu Bergizi
  4. Kebutuhan Gizi
  5. Cara Menyusun Menu
  6. Pengenalan Beberapa Resep Masakan Daerah
  7. Pengenalan Tanaman Beberapa Bahan Pangan Indonesia
  8. Daftar Pustaka
    Lampiran 1. Contoh Beberapa Bahan Makanan yang terdapat dalam Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
    Lampiran 2. Padanan Bahan Makanan

DAFTAR ISI, LENGKAP

    Daftar Isi
  1. Pendahuluan
    1. Latar Belakang
    2. Tujuan
  2. Pengertian, Manfaat dan sumber Zat Gizi
    1. Pengertian Zat Gizi
    2. Manfaat dan sumber Zat Gizi
      1. Karbohidrat
      2. Protein
      3. Lemak
      4. Air
      5. Vitamin
      6. Mineral
  3. Menu Bergizi
    1. Menu
    2. Menu Bergizi
    3. Penganekaragaman Menu Keluarga
    4. Manfaat Makanan Selingan Dalam Penganekaragaman Menu
  4. Kebutuhan Gizi
  5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan gizi
    1. Identitas individu atau keluarga
    2. Tingkat kesehatan :
    3. Keadaan fisiologis tubuh (wanita hamil atau menyusui) :
    4. Tingkat kegiatan/aktivitas :
    5. Cara menghitung kebutuhan gizi
  6. Cara Menyusun Menu
    1. Pemilihan Bahan Makanan
    2. Perencanaan Menyusun Menu
      1. Pendekatan I
      2. Pendekatan II
      3. Pendekatan III
    3. Hal-hal lain yang Mendukung dalam Menyusun Menu :
    4. Beberapa contoh menu
  7. Pengenalan Beberapa Resep Masakan Daerah
  8. Resep Masakan Indonesia
    1. nasi goreng gadung komplit (sumsel)
    2. nasi kemunak batang hari (jambi)
    3. lontong jagung (jateng)
    4. singkong schotel (irja)
    5. nasi uduk cantel (sulteng)
    6. mie samar-samar indah (kalsel)
    7. sop nusantara (kalsel)
    8. sup kembang tebu (maluku)
    9. ketoprak lengket (jateng)
    10. ketoprak lengket (jateng)
    11. lenggang palembang (sumsel)
    12. pie ubi jalar (ntb)
    13. kue lumpur wortel (irja)
    14. wajah ayu (jateng)
    15. tiwul ayu (sulteng)
    16. sus jagung (jambi)
    17. ice cream sagu (maluku)
    18. sagu isi (maluku)
    19. bingka waluh (kalsel)
  9. Pengenalan Tanaman Beberapa Bahan Pangan Indonesia

  10. Daftar Pustaka

    Lampiran 1. Contoh Beberapa Bahan Makanan yang terdapat dalam Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
    1. Serei (Padi-padian), Umbi-umbian dan hasil olahannya
    2. Kacang-Kacangan, Biji-Bijian dan Hasil Olahannya
    3. Daging, dan Hasil Olahannya
    4. Telur
    5. Ikan, Kerang, Udang, Dan Hasil Olahannya
    6. Sayuran
    7. Buah-buahan
    8. Susu dan hasil olahannya
    9. Lemak dan Minyak
    Lampiran 2. Padanan Bahan Makanan
    1. Kelompok Makanan Pokok
    2. Kelompok Hewani.
    3. Kelompok Nabati.
    4. Kelompok sayuran sumbcr karotin
    5. Kelompok sayuran lainnya.
    6. Kelompok buah-buahan.
    7. Kelompok susu.
    8. Kelompok minyak dan lemak.

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemerintah Indonesia dalam GBHN 1993 menekankan perhatian pada peningkatan kualitas hidup manusia dan kualitas kehidupan masyarakat yang perlu diupayakan pencapaiannya, dalam rangka pemantapan kerangka landasan agar dalam repelita VI dapat memasuki proses tinggal landas. Kualitas hidup manusia dan kualitas kehidupan masyarakat sendiri sangat dipengaruhi oleh keadaan pangan dan gizi.

Dewasa ini masyalah gizi masih banyak dijumpai di Indonesia terutama masyarakat yang ada dipedesaan yang tergolong kurang mampu. Masyarakat tersebut pada umumnya adalah anak balita, ibu hamil dan menyusui sehingga seringkali disebut sebagai golongan rawan gizi. Salah satu faktor penyebab masalah gizi adalah terbatasnya pengetahuan dan kesadaran gizi masyarakat, sehingga meskipun pangan cukup tersedia dalam jumlah yang beraneka ragam, namun masyrakat belum mampu untuk memilih, serta mengkonsumsi makanan yang beranekaragam serta mempunyai nilai gizi yang tinggi. Hal ini disebabkan masih adanya anggapan bahwa apabila seseorang telah merasa kenyang maka kebutuhan gizi sudah terpenuhi . Anggapan demikian dapat dikatakan kurang tepat sebab bisa saja seseorang dikatakan kenyang pangan tetapi lapar gizi. Dengan demikian yang perlu diperhatikan bahan pangannya saja, tetapi yang penting adalah kualitas pangan atau nilai gizi makan tersebut.

Disamping itu cara pengolahan bahan pangan masih kurang diperhatikan sehingga sering kali terjadi bahan pangan yang baik gizinya akan hilang atau rusak setelah diolah. akibatnya pangan yang dikonsumsi kurang memberikan manfaat bagi yang mengkonsumsinya.

Menyadari betapa pentingnya pengetahuan gizi terutama untuk menetukan pilihan dalam menyusun menu makanan keluarga maka dipanadang perlu untuk menyusun suatu Buku Pedoman Menu Bergizi

Tujuan

Buku Pedoman Menu Bergizi ini bertujuan untuk membantu individu atau keluarga dalam memilih dan mengolah makanan yang sebaiknya dikonsumsi agar dicapai taraf kesehatan dan gizi yang optimal. Buku ini itujukan bagi para petugas yang berkecimpung dibidang pangan dan gizi terutama para penyuluh pertanian, sebagai bahan acuan pada pelatihan maupun Penyuluhan bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) peserta Proyek Diversifikasi Dari Gizi (DPG). Melalui buku ini diharapkan dapat mengajak masyarakat terutama kaum ibu untuk lebih memahami arti pentinya gizi bagi keluarga. Disamping itu dapat membuka cakrawala untuk lebih mengenal lebih luas berbagai jenis bahan pangan yang dapat dijadikan bahan makanan sumber karbohidrat, sumber protein, sumber vitamin, dan mineral.

Buku Pedoman Menu Bergizi, juga memperkenalkan beberapa resep menu makanan bergizi serta jenis bahan pangan dari beberapa propinsi di Indonesia. Selanjutnya diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal dan mencoba resep-resep makanan tradisional, sehingga dapat mendorong masyarakat untuk menciptakan menu makanan bergizi dengan memanfaatkan bahan pangan yang mudah dan murah.

II. PENGERTIAN, MANFAAT DAN SUMBER ZAT GIZI

PENGERTIAN ZAT GIZI

Makanan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia sebab dalam makanan terdapat zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Zat gizi tersebut dapat digolongkan dalam dua bagian yakni zat gizi makro (makro nutrien) dan zat gizi mikro (micro nutrien). Zat gizi makro terdiri dari karbihidrat, protein, lemak dan air sedang yang termasuk zat gizi mikro adalah vitamin dan mineral. Tubuh menggunakan zat tersebut untuk membentuk dan memelihara jaringan, sebagai sumber tenaga, sebagai zat pengatur sistim dalam tubuh serta melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian zat gizi dapat diartikan sebagai subtansi kimiawi yang terdapat dalam makanan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk proses pertumbuhan.

MANFAAT DAN SUMBER ZAT GIZI

Zat gizi yang masuk ke dalam tubuh akan dimanfaatkan sesuai fungsinya sehingga kekurangan salah satu zat gizi tersebut dapat mengganggu sistem metabolisme yang akhirnya berakibat pada pertumbuhan dan kesehatan tubuh manusia.


Gambar : 1. Sumber Karbohidrat.

a. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir semua penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang. Disamping itu karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menetukan karekterinstik bahan makanan , misalnya ras , warna, serta tekstur.

Di dalam tubuh, karbohidrat berfungsi untuk, mencegah timbulnya pemecahan protein tubuh yang berlebihan, mencegah kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein.

Kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan penyakit busung lapar (merasmus) yang lebih tampak secara fisik jika terjadi pada kelompok balita. Tanda-tanda penyakit ini adalah muka pucat kelihatan tua, rambut merah dan jarang dan pada tingkat akut dapat menyebabkan kematian.

Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan pangan nabati misalnya : beras, jagung, sorghum, gandum, ketela pohon, ubi jalar, talas kentang. Karbohidrat yang terdapat dalam bahan pangan hewani pada umunya disimpan dalam bentuk glikogen yang banyak terdapat dalam hati.

b. Protein

Protein merupakan rantai asam amino yang diperlukan oleh tubuh antara lain :

  1. untuk pertumbuhan; pada masa pembentukan janin hingga usia balita diperlukan protein yang berkualitas tinggi;
  2. memperbaiki sel-sel yang telah aus atau rusak terutama pada saat setelah sakit maka jumlah sel-sel dalam tubuh yang telah rusak perlu dibentuk kembali;
  3. menyediakan bahan utuk pembuatan plasma kelenjar, Diperlukan dalam proses metabolisme dalam tubuh;
  4. sebagai cadangan energi ; apabila sumber energi dan karbohidrat telah berkurang maka protein dapat dijadikan sumber energi baru; dan
  5. menjaga keseimbangan asam basa dalam darah


Gambar : 2, Sumber Protein Hewani

Berdasarkan sumbernya, protein dapat digolongkan atas 2 bagian yaitu:

  1. Protein hewani
  2. merupakan protein yang berasal dari pangan hewani, seperti daging susu, telur, dan ikan. Protein ini mempunyai bentuk struktur menyerupai struktur asam amino dalam tubuh manusia, dan susunan asam amino-nya lebih komplit, dan nilai cerna relatif lebih baik daripada protein nabati. Protein ini sangat sangat penting artinya pada pembentukan jaringan dan sel-sel otak saat janin masih berusia dua bulan sampai anak berusia dua tahun. Oleh sebab itu para ibu yang sedang hamail dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi terutama yang banyak mengandung protein hewani.
  3. Protein nabati
  4. merupakan protein yang bersumber dari tumbuhan seperti; padi-padian, sayur-sayuran, kacang-kacangan dan buah- buahan. Protein ini mutunya tidak sebaik bila dibandingkan dengan protein hewani, sebagai contoh; gandum kekurangan asam amino lysine, nasi kekurangan lysine dan thrionine, jagung kekurangan tryptophan dan lysine sedangkan kacang-kacangan kekurangan tryptohan dan lysine sedangkan kacang-kacangan kekurangan methionine. Oleh sebab itu perlu ada suplemen/sumbangan dari pangan hewani dan keanekaragaman bahan pangan untuk melengkapi kekurngan tersebut agar pembentukan protein dalam tubuh dapat terjadi secara sempurna.


Gambar : 3. Sumber protein Nabati

c. Lemak

Lemak berperan sebagai sumber cadangan energi, sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin A, D, E dan K, memberikan cita rasa pada makanan serta dapat mengatur suhu tubuh. Setiap makanan mengandung lemak meskipun dalam jumlah yang relatif kecil. Minyak goreng, kacang-kacangan dan makanan hewani merupakan sumber lemak utama dalam hidangan.

Ada tiga asam lemak esensial yang dibutuhkan oleh tubuh yaitu

  • asam linoleat,
  • asam linoleat dan
  • asam arakhidonat.

Lemak nabati lebih banyak mengandung asam lemak esensial dari pada lemak hewani. Minyak kelapa yang banyak dipakai di indonesia termasuk lemak nabati yang kandungan asam lemakesensialnya rendah. Sedangkan minyak jagung, minyak kacang, minyak kedelai dan minyak biji kapas mengandung lemak esensial yang cukup tinggi.

Pada umumnya makanan hewani seperti daging, telur dan susu mengandung asam lemak tak jenuh sangat tinggi kecuali ikan. Apabila konsentrasi lemak dalam didalam didalam tubuh seseorang sangat tinggi dapat mengakibatkan seseorang menjadi kegemukan (Obesitas). Di samping itu kadar kholesterol darah menjadi tinggi sehingga terjadi penyumbatan pada sistem pembuluh darah yang mengakibatkan seseorang dapat menderita penyakit jantung koroner. Oleh karena itu bagi seseorang yang menderita tau rawan terhadap penyakit jantung koroner, sebaiknya memperkecil konsumsi bahan pangan yang mengandung lemak tinggi terutama asam lemak tak jenuh. Jenis bahan pangan hewani yang dianggap cukup aman untuk dikonsumsi kelompok ini dan dapat menurunkan kadar kholesterol dalam darah adalah ikan terutama ikan laut.

d. Air

Air merupakan komponen yang sangat banyak dalam tubuh, hampir 3/4 dari berat tubuh manusia terdiri dari air. Fungsi air dalam tubuh adalah sebagai pelarut hasil pencernaan, pembawa Zat makanan dari alat pencernaan ke sel-sel dan pembawa zat kotoran dari sel-sel ke ginjal. Selain itu air juga berfungsi untuk mengatur suhu tubuh.

Air di dalam tubuh dapat diperoleh :

  1. melalui cairan yang diminum seperti minum, susu, sari buah dan sebagainya;
  2. melalui makanan seperti sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung air, seperti ketimun, labu siam, labu putih, semangka, jeruk, bengkoang, dll. ; dan
  3. melalui metabolisma dalam tubuh.

Kebutuhan air minimumseseorang setiap hari sekitar 6 sampai 8 gelas, namun hal tersebut sangat tergantung pada aktivitas serta suhu dimana orang tersebut berada.

e. Vitamin

Jumlah vitamin yang dibutuhkan oleh manusia relatif sangat kecil, namun kekurangan dari salah satu vitamin dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh. Pada umumnya kebutuhan vitamin diperoleh dari makanan, meskipun ada bebrapa jenis vitamin yang dapat diproduksi oleh tubuh namun kebutuhan belum dapat terpenuhi tanpa suplementassinya daari bahan makanan yang dikonsumsi.

Setiap vitamin berbeda-beda di dalam hal susunannya, sifat- sifatnya maupun pengaruhnya. Oleh sebab itu vitamin yang digolongkan atas dua kelompok yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air adalah Vitamin B komplek, dan Vitamin C. Sedang yang larut dalam lemak adalah Vitamin A, D, E, dan Vitamin K.

  1. Vitamin B Kompleks
  2. Vitamin golongan ini disebut vitamin urat syaraf oleh karena mempunyai pengaruh terhadap urat syaraf. Vitamin ini terdiri beberapa derivat/ turunan antara lain thiamin, riboflavin dan niasin. Thiamin sering disebut sebagai tonikum karena dapat menambah semangat sehingga kekurangan Thiamin akan menyebabkan seseorang nampak letih dan tidak bersemangat. Golongan Vitamin ini juga berperan dalam menjaga pertumbuhan, memlihara napsu makan, memperlancar pencernaan dan mencegah terjadinya penaykit beri-beri. Tanda-tanda kekurangan vitamin ini adalah nafsu makan berkurang, nampak lesu, sembelit, pertumbuhan terhambat, mata gatal-gatal serta gangguan pada kulit.

    Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin ini adalah padi- padian terutama pada bagian kulit ari, kacang-kacangan, sayur-sayuran serta bahan hewani lainnya seperti ikan, telur, daging dan susu.

  3. Vitamin C.
  4. Dari semua jenis vitamin yang ada, Vitamin C paling mudah rusak oleh panas dan cahaya, oleh sebab itu vitamin ini merupakan suatu zat reaktor yang kuat.

    Fungsi utama dari Vitamin C adalah membantu proses pembentukan kalogen yakni sejenis protein yang merupakan komponen utama dalam jaringan ikat, tulang rawan, matriks tulang, gigi dan lapisa enddothelium pembuluh darah.

    Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan gusi berdarah, luka sukar sembuh, bentuk tulang tidak normal, kekurangan darah dan penyakit skorbut. Kebutuhan Vitamin C untuk kesehatan optimal berkisar 20 - 30 mg per hari (Winarno, 1986).

    Bahan makanan yang kaya akan vitamin C adalah jambu biji, jeruk manis, jeruk nipis, nenas, arbei, tomat, kol, pepaya dan sawi mentah, taoge dan bebrapa jenis sayuran lainnya.

  5. Vitamin A
  6. Vitamin A penting untuk pertumbuhan, memlihara selaput lendir, alat pernapasan dan juga membantu dalam kesehatan mata. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan rabun senja, apabila tidak ditanggulangi secepatnya maka dapat menyebabkan kebutaan. Kebutuhan Vitamin A untuk orang deawasa ditetapkan sebesar 3.300 SI untuk laki-laki dan 2.664 SI untuk wanita (Darwin Karyadi dan Andi Hakim Nasoetion, 1987).

    Vitamin A terdapat dalam makanan yang berwarna kuning dan jingga seperti ubi, pepaya, semangka, mangga, wortel, merah telur, kesemek dan tomat. Sayuran daun yang hijau tua juga menghasilkan vitamin ini seperti daun ubi jalar, daun singkong, daun pepaya, kangkung dan bayam. Sayuran dan buah-buahan yang telah layu dan kering sudah banyak kehilangan Vitamin A.

  7. Vitamin D
  8. Vitamin D berpungsi dalam mengatur penyerapan kalsium dan Fosfor yang berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Kekurangan akan Vitamin D dapat menyebabkan penyakit tulang.
    Pembekuan daarah juga serta penyakit pendarahan pada bayi yang baru lahir. Kebutuhan Vitamin K adalah sekitar 1 gr/kilogram berat badan, yang dapat berasal dari makanan atau flora mikroba dalam usus (Darwin Karyadi dan Andi Hakim Nasoetion, 1987).

    Vitamin K terdapat di dalam kol, kembang kol, daun slada dan bayam sedangkan biji-bijia dan buah-buahan kandungan Vitamin K relatif sangat rendah.
f. Mineral

Tubuh manusia memerlukan elemen tertentu yang disebut mineral. Jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh sangat sedikit sehingga tergolong dalam dalam gizi mikro. Hampir 4 persen dari berat tubuh manusia terdiri dari mineral. Setiap hari 10-30 gram mineral dibuang oleh tubuh dan harus diganti secara teratur. Kurang lebih 15 macam mineral diperlukan oleh tubuh seperti Kalsium (Ca), Ferum (Fe), Iodium (I), Mangan (Mn), Chlorida (Ch), Fosfor (P), Belerang (S), Seng (Zn), Kalium (K), dan Sodium (N) dan sebagainya. Namun akan dibahas hanya 3 yakni : Iodium (I), Ferum (Fe), dan Kalsium (Ca). Ketiga mineral tersebut tidak hanya penting dalam hal fungsi tetapi juga akibat yang ditimbulkan karena kekurangan mineral ini telah banya diderita oleh manusia.

  1. Iodium (I)
  2. Iodium adalah mineral yang dibutuhkan oleh kelenjar gondok untuk pembuatan hormon tiroksin. Tiroksin berfungsi untuk meningkatkan laju oksidasi dalam sel-sel tubuh, juga langsung mempengaruhi sintesis protein. Penyerapan Iodium berlangsung sangat cepat yaitu dalam waktu 3-6 menit setelah dimakan dan dicerna dalam mulut (Friend, 1972).

    Perkiraan kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 mg setiap hari untuk anak sampai 10 tahun, dan 150 mg untuk orang dewasa. Untuk, dan 150 mg untuk orang dewasa. Untuk orang hamil dan menyusui dianjurkan tambahan masing 25 mg dan 50 mg setiap hari.

    Kekurangan Iodium dapat menyebabkan penyakit gondok yang umumnya kita jumpai pada wanita dan jarang sekali pada pria. Dan masa paling peka terhadap kekurangan Iodium terjadi pada waktu usia menjelang dewasa (puber). Kretinisme juga merupakan gejala kekurangan Iodium yaitu gejala awal pada bayi yang baru dilahirkan. Pertumbuhan bayi tersebut sangat terhambat, kulitnya menjadi tebal, kering, dan seringkali mengeriput, lidahnya membesar, bibir tebal dan selalu terbuka.

    Pada umumnya kekkurangan Iodium ini disebabkan karena kekurangan Iodium dalaam tanah tempat tinggal mereka yang biasanya terletak pada daerah pegunungan atau sekitar danau.

    Bahan makanan yang banyak mengandung Iodium, pada umumnya hasil laut dan garam yang sudah diberi Iodium yang dijual bebas di pasaran.

  3. Zat besi (Fe)
  4. Ferum atau zat besi sangat penting untuk pembentukan hemoglobin (sel darah merah), pengambil zat oksigen dari udara dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.

    Dalam keadaan normal, diperkirakan seorang dewasa menyerap dan mengeluarkan ferum sekitar 0,5 mg sampai 3,0 mg setiap hari. Kekurangan ferum akan menyebabkan seseorang kurang darah (anemia) dan ini menyebabkan sipenderita nampak

    Pucat, lesu, lemah dan kurang nafsu makan. Penyakit ini banyak diderita oleh bayi di bawah usia 2 tahun serta para ibu yang sedang hamil, dan menyusui serta wanita yang sedang haid.

    Karena jumlah ferum yang diserap hanya sekitar 10 persen, maka konsumsi yang dianjurkan adalah 10 mg untuk orang dewasa setiap hari atau 18 mg untuk wanita yang berusia 11-50 tahun. (Winarno, 1986).

    Makanan yang kaya akan zat besi (ferum) adalah kuning telur, kacang-kacangan, sayuran hijau, hati ginjal dan sebagainya.

  5. Kalsium (Ca)
  6. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak di dalam tubuh dalam bentuk senyawa fosfor pada tulang dan gizi. Diperkirakan 2 persen berat badan orang dewasa atau sekitar 1,0 - 1,4 kg terdiri dari kalsium. Meskipun pada bayi kebutuhan kalsium hanya sedikit namun sejalan dengan pertambahan umur maka kebutuhan kalsium juga akan bertambah. Untuk penyerapan kalsium yang lebih sempurna ke dalam darah maka diperlukan Vitamin D dan Vitamin C. Penyerapan kalsium sangat bervariasi tergantung umur dan kondisi badan. Pada waktu kanak- kanak atau masa pertumbuhan, sekitar 50-70 persen kalsium yang dicerna diserap, tetapi pada waktu dewasa hanya 10-40 persen yang dapat diserap.

    Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (1978) konsumsi kalssium yang dianjurkan untuk anak di bawah 10 tahun sebanyak 0,5 gr per hari dan untuk orang dewas 0,5 - 0,7 gr setiap hari. Pada wanita premanopause (menjelang berhentinya haid) diperkirakan sekitar 1000 mg kalsium setiap hari sedang Pada pascamenopause (berhentinya masa haid) meningkat menjadi 1500 mg setiap hari atau setara dengan 4 gelas susu setiap hari.

    Kekurangan kalsium dapat menyebabkan penyakit osteomalsia yakni tulang menjadi rapuh karena absorpsi yang rendah atau terlalu banyak kalsium yang terbuang melalui urine.

    Makanan yang banyak mengandung kalsium adalah susu dan hasil laut seperti ikan, udang, kerang dan kepiting.

            "Jika ingin berisi
makanlah yang bergizi
Karena tiada prestasi
tanpa Gizi"


Gambar : 4. Sumber Vitamin dan Mineral.

III. MENU BERGIZI

MENU

Menu adalah susunan makanan/hidangan yang terdiri atas olahan bahan pangan yang tersedia untuk konsumsi.

MENU BERGIZI

Menu makanan rakyat adalah jenis, ragam, dan jumlah pangan yang sehari-hari menjadi pola pilihan masyarakat dan dalam susunan, pengolahan, dan penyajian sesuai dengan hidangan setempat.

PENGANEKARAGAMAN MENU KELUARGA

Pada umumnya masyarakat yang tergolong kurang mampu baik yang hidup dipedesaan maupun diperkotaan mempunyai pola konsumsi yang kurang beranekaragam.

Hal ini disebabkan selain faktor ekonomi juga kurangnya pengetahuan tentang gizi sehingga meskipun potensi bahan pangan setempat cukup tersedia namun mereka belum mampu memamfaatkan dan mengolah bahan pangan yang murah namun mempunyai nilai gizi yang tinggi. Pola konsumsi pangan yang demikian mengakibatkan seseorang akan kekurangan salah satu jenis zat gizi. Hal ini disebabkan karena tidak ada satu jenis bahan pangan yang dapat menyediakan semua zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karenanya makanan yang di konsumsi harus terdiri dari campuran atau kombinasi dari beberapa jenis bahan pangan.

Penganekaragaman menu keluarga tidak hanya ditujukan pada bahan pokok saja namun dimaksudkan untuk menganekaragamkan semua bahan pangan termasuk lauk pauk, sayuran dan buah-buahan. Dengan demikian maka menu yang tersusun dapat memenuhi semua semua zat gizi pada satu jenis pangan dapat terpenuhi dari kandungan zat gizi yang terdapat pada jenis bahan pangan yang lain. Sebagai salah satu contoh kandungan asam amino lysin pada beras sangat kurang sedangkan pada ikan jumlahnya cukup banyak dengan demikian makan nasi dengan ikan dapat saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan ikan lysin tadi.

Dalam penganekaragaman menu diperlukan penguasaan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam memilih jenis bahan pangan yang disesuaikan dengan pola konsumsi setempat. Setiap daerah atau wilayah mempunyai pola konsumsi serta menu makanan yang spesifik dan sudah membudaya dalam tatanan menu setiap hari. Akan tetapi menu makanan yang telah ada seringkali kurang memenuhi standar gizi yang dibutuhkan sehingga perlu ditingkatkan kualitasnya dengan tidak merubah karakteristiknya agar tetap diterima oleh masyarakat setempat.

Empat Sehat Lima Sempurna sebagai pedoman dalam menyusun menu sehat dan bergizi bagi keluarga merupakan salah satu upaya penganekaragaman konsumsi makanan. Sampai saat ini makanan pokok yang lebih ditonjolkan adalah beras, sedangkan beberapa daerah di Indonesia masih mempunyai pola konsumsi non beras seperti sagu, jagung dan umbi-umbian. Pola tersebut perlu tetap dipertahankan agar tidak berubah ke pola beras sehingga ketergantungan terhadap beras dapat dikurangi. Melalui penganekaragaman menu keluarga maka kita dapat meningkatkan mutu makanan non beras baik sebagai makanan pokok maupun makanan selingan yang diharapkan dapat membudaya keseluruh lapisan masyarakat. Dengan berkembangnya waktu maka sekarangtelah dirancang acuan dalam menyusun menu yaitu padanan bahan makanan (bahan penukar) yang sangat membantu untuk lebih menganekaragman makanan yang dikonsumsi terutama makanan pokok.


Gambar 5. Hidangan Empat Sehat Lima Sempurna

MANFAAT MAKANAN SELINGAN DALAM PENGANEKARAGAMAN MENU

Untuk konsumsi sehari-hari seseorang tidak hanya memrlukan makanan pokok, tetapi perlu ada makanan selingan yang dikonsumsi diantara dua waktu makan, misalmya pagi hari sekitar pukul 10.00 atau sore hari sekitar pukul 16.00.

Makanan selingan disamping untuk menambah kebutuhan kalori juga dapat memenuhi kebutuhan zat lainnya yang belum terpenuhi pada saat mengkonsumsi makanan pokok. Dengan demikian maka manfaat makanan selingan adalah untuk menambah serta melengkapi kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu makanan selingan yang terbuat dari bahan pokok non beras dimaksudkan untuk mengurangi konsumsi beras.

Makanan selingan ini perlu dimasyarakatkan dalam tatanan menu makan keluarga sehingga merupakan bagiandari pola makanan di Indonesia, untuk itu perlu diketahui tentang pentingnya makanan selingan dalam tatanan menu setiap hari.

Dalam pengolahan makan selingan perlu diperhatikan keanekaragamannya serta menghindari penggunaan bahan pengawet atau zat pewarna yang dapat merusak kesehatan. Makanan selingan yang banyak menggunakan zat pewarna, umumnya dijumpai pada makanan jajanan disamping kebersihannya masih diragukan. Contohnya; es sirup, es teler, mie bakso, dan beberapa jenis makanan yang dikemas indah namun isinya cuma berupa bahan pemanis atau vetsin. Makanan seperti ini nilai gizinya sangat kurang dan bahkan dapat merusak kesehatan. Beberapa contoh makanan selingan yang dikonsumsi di Indonesia berikut susunan kandungan gizinya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

      " Tiada Gizi tanpa Diversifikasi
Tiada Diversifikasi tanpa
Partisipasi"

Bila dilihat dari bahan utamanya, makanan selingan dapat kita bedakan atas 3 kelompok yaitu :

  1. makanan selingan yang terbuat dari beras atau tepung terigu seperti tarcis, lapis legit, lemper, lemang dan kue bolu.
  2. Makanan selingan yang dibuat dari jenis umbi-umbian, seperti singkong, ubi jalar, sagu dan pisang, makanan selingan ini kebanyakan dimakan bersama kelapa parut dan gula. Contohnya kripik singkong, pisang goreng, kolak ubi dan sagu ambon.
  3. Makanan selingan yang dibuan dari jenis kacang-kacangan seperti rempeyek, tengteng kacang dan kripik tempe.

Kandungan dan mutu protein makanan selingan yang terbuat dari umbi-umbian dan sagu tergolong rendah dibandingkan dengan mutu protein makanan makanan selingan dari beras. Karena itu jumlah protein yang kurang dalam makanan selingan tersebut harus ditambahkan dengan bahan makanan yang kaya akan protein. Contohnya Roti Singkong kandungan proteinnya rendah, untuk meningkatkan nilai gizinya, maka pada proses pembuatannya perlu diperkaya dengan susu skim atau telur ayam.


Kue Basah

Buah-Dingin

Cendol

Ubi dan Singkong Rebus atau goreng

Kolak Pisang dan nangka

Bubur kacang hijau

Gambar : 6 Contoh Makanan Selimgam Selingan atau makanan ringan

IV. KEBUTUHAN GIZI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN GIZI

Untuk menentukan kebutuhan gizi bagi individu, perlu diperhatikan faktor-faktor antara lain identitas keluarga atau individu, tingkat kesehatan, keadaan fisiologi tubuh dan tingkat kegiatan.

Identitas individu atau keluarga

Yang dimaksud faktor identitas adalah informasi mengenai jenis kelamin, umur, berat badan, dan tinggi badan individu atau keluarga.

Tingkat kesehatan :

Kebutuhan bagi orang yang sehat dan orang yang sedang sakit tentu berbeda, dalam buku ini penghitungan lebih diarahkan untuk orang yang sehat, tidak sakit. Bagi individu yang sedang sakit dan sedang menjalani diet tertentu karena penyakit yang dideritanya, maka harus memperhatikan petunjuk dokter yang merawat. Akan tetapi bagi individu yang sedang menuju kesembuhan dari sakit tanpa diet tertentu dapat menentukan kebutuhan gizi baginya dengan berpedoman pada berat badan ideal sesuai dengan tinggi badannya.

Keadaan fisiologis tubuh (wanita hamil atau menyusui) :

Karena keadaan fisik tubuh, wanita hamil atau menyusui membutuhkan lebih banyak zat gizi untuk mempertahankan tubuh tetap sehat selama kehamilan atau menyusui. Bagi kelompok ini, kebutuhan gizinya adalah sama dengan kebutuhan gizi normal ditambah dengan kebutuhan energi/protein semasa hamil/menyusui.

Tingkat kegiatan/aktivitas :

Tingkat kegiatan/aktivitas, akan berpengaruh pada jumlah kebutuhan gizi.

Tingkat kegiatan/aktivitas ini dapat dikelompokkan dalam 5 kelompok yaitu : sangat ringan, ringan, sedang, berat dan sangat berat. Contoh kelompok profesi menurut berat ringannya pekerjaan :

  • sangat ringan : juru tik, tenaga administrasi, dll.
  • ringan : pelajar, petugas laboratorium, guru, dll.
  • sedang : ibu rumah tangga, pengemudi pelajar dll.
  • berat : petani buruh, nelayan dll.
  • sangat berat : atlit, ABRI.
Cara menghitung kebutuhan gizi

Sebelum menghitung kebutuhan gizi terlebih dahulu mengetahi informasi yang dibutuhkan, yaitu umur jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, statuss kesehatan, dan tingkat kegiatan, sehingga dapat diketahui angka kecukupan gizi. Penghitungan angka kebutuhan dapat dihitung dengan 2 (dua) cara :

  1. Menggunakan bantuan Tabel Kebutuhan Energi dan Protein per kg BB (Tabel 2). Tabel ini, menampilkan angka kebutuhan energi dengan tingkat kegiatan sedang.
  2. Tabel 2. Kebutuhan Energi dan Protein per Kg Berat badan per hari
    Golongan Umur (Tahun)Energi(Kal) per kg BBProtein (gr) per kg BB
    Bayi1253
    1 - 31002,5
    4 - 6902,0
    7 - 9802,0
    10 - 1370 (L)
    60 (L)
    1,5
    1,5
    14 - 1555 (L)
    50 (P)
    1,5
    1,5
    16 - 1950 (L)
    45 (P)
    1,0
    1,0
    Dewasa40 (L)
    35 (P)
    1,0
    1,0
    Manula301,0

    Sumber : Departemen Kesehatan, 1992.

    Langkah-langkah dan contoh penghitungan :

    • Tentukan umur, jenis kelamin, dan berat badan individu, misalnya seorang wanita berusia 18 tahun dengan BB 45 kg;
    • Cocokkan umur individu dengan kelompok umur dalam Tabel 2, sehingga kebutuhan energi dan protein sesuai dengan umur, Berdasarkan informasi diatas diketahui wanita umur 18 tahun, maka masuk dalam kelompok umur 16 - 19 tahun (P)
    • Angka kebutuhan energi dan protein pada kelompok umur tersebut merupakan angka kebutuhan individu sesuai umur per kg berat badan. Untuk mengetahui kebutuhan energi dan protein adalah dengan mengalikan berat badan individu dengan kebutuhan energi/protein sesuai kelompok umur di taabel. Dengan demikian kebutuhan energi adalah 45 kg x 45 Kalori = 2.025 Kalori, dan kebutuhan protein adalah 45 kg x 1 gram = 45 gram.
    • Dari contoh di atas diketahui kebutuhan energi dan protein siswa wanita berusia 18 tahun dengan berat badan 45 kg adalah :
      • Kebutuhan energi = 2.025 Kalori
      • Kebutuhan protein = 45 gram protein.
    • Penghitungan kebutuhan keluarga, pada prinsipnya sama dengan di atas, yaitu dengan menghitung kebutuhan individu yang terdapat dalam keluarga, lalu seluruh kebutuhan individu dijumlahkan sehingga menjadi kebutuhan keluarga.
    • Contoh penghitungan kebutuhan keluarga yang terdiri dari ayah 36 tahun dengan BB55 kg, ibu 32 tahun dengan BB 50 kg, seorang anal laki-laki 11 tahun dengnan BB 38 kg, dan seorang anak wanita 9 tahun dengan BB 25 kg :
    • Kebutuhan energi
      Ayah55 x 40 Kal2.200 Kalori
      Ibu50 x 40 Kal.2.000 Kalori
      Anak I38 x 70 Kal2.660 Kalori
      Anak-anak25 x 80 Kal2000 Kalori
      Jumlah
      8.860 Kalori
      Kebutuhan protein
      Ayah55 x 1 gram55 gram
      Ibu50 x 1 gram50 gram
      Anak I38 x 1,5 gr57 gram
      Anak-anak25 x 2 gram50 gram
      Jumlah
      212 gram

      Dengan demikian, kebutuhan energi keluarga adalah 8.860 Kalori, dan kebutuhan protein sebesar 212 gram.

  3. Menggunakan Tabel Angka Kecukupan Gizi Rata-rata (Tabel 3). Tabel ini merupakan penghitungan Rata-rata berdasarkan umur, tanpa memperhatikan berat badan individu.
  4. Golongan umurEnergi (Kal)Protein (gram)

    0 - 6 bulan56012
    7 - 12 bulan80015
    1 - 3 tahun120023
    4 - 6 tahun175032
    7 - 9 tahun190037
    Pria
    10 - 12 tahun200045
    13 - 15 tahun240064
    16 - 19 tahun250066
    20 - 59 tahunRingan280055

    Sedang300055

    Berat360055
    Lebih dari 60 tahun220055
    Wanita
    10 - 12 tahun190054
    13 - 15 tahun210062
    16 - 19 tahun200051
    20 - 50 tahunRingan205048

    Sedang225048

    Berat260048
    Lebih dari 50 tahun185048

    Hamil28512
    Menyusui 0 - 6 bulan70016

    Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, LIPI, 1993

    Langkah-langkah dan cara penghitungan :

    • Tentukan umur, jenis kelamin, berat badan individu. Sebagai contoh, seorang siswa wanita berusia 18 tahun dengan berat badan 45 kg.
    • Cocokan umur individu dengan kelompok umur dalam Tabel 3, sehingga kebutuhan energi dan protein sesuai dengan umur. Berdasarkan informasi di atas diketahui wanita umur 18 tahun, maka masuk dalam kelompok umur 16 -19 tahun (wanita)
    • Dari tabel, diketahui kebutuhan energinya adalah 2.000 Kalori, dan protein 51 gram.
    • Untuk menghitung kebutuhan energi dan protein keluarga, pada prinsipnya sama dengan cara pertama, yaitu dengan menjumlahkan kebutuhan energi dan protein individu yang menjadi anggota keluarga.
    • Keluarga dengan susunan anggota yang sama dengan contoh cara pertama, bila dihitung dengan menggunakan bantuan Tabel 3 ini, maka diperoleh :
    • Kebutuhan energi =2.800 + 2.050 + 2.000 + 1.900 Kalori= 8.750 Kalori,
      Kebutuhan protein =55 + 48 + 64 + 37 gram= 204 gram.

    Selanjutnya, jumlah kebutuhan gizi yang diperlukan dijadikan dasar untuk merencanakan untuk merencanakan menu/jumlah bahan pangan yang harus disediakan untuk konsumsi keluarga.

V. CARA MENYUSUN MENU

Setelah kita mengetahui kebutuhan gizi individu atau keluarga seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya maka langkah berikutnya yang harus ditempuh adalah bagaimana menyusun menu yang bergizi sesuai dengan kebutuhan. Untuk menyusun menu bergizi beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :

PEMILIHAN BAHAN MAKANAN :

Pemilihan bahan makanan hendaknya disesuaikan dengan selera, kandungan gizi, ketersediaan bahan-bahan pangan di daerah stempat, dan yang cukup penting adalah upaya untuk menganekaragamkan jenis bahan-bahan pangan yang akan dikonsumsi. Pemilihan bahan pangan dilakukan secara menyeluruh baik untuk sumber tenaga/ karbohidrat, sumber pprotein (lauk pauk), ssumber vitamin dan mineral (sayur dan buah). Penganekaragaman jenis bahan pangan ini dimaksudkan agar kandungan gizi dalam masing-masing bahan dapat saling melengkapi, sehingga benar-benar dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi individu maupun keluarga.

PERENCANAAN MENYUSUN MENU

Untuk menyusun menu ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui kebutuhan gizi bagi individu atau keluarga. Kemudian dengan memperhatikan ketersediaan bahan, selera dsb. Dapat dilakukan penghitungan dalam rangka perencanaan menyusun menu. Untuk mengetahui kandungan zat gizi dari berbagai jenis bahan pangan serta berat bagian yang dapat dimakan (b.d.d.), diperlukan buku Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) (lampiran 1).

Dalam perhitungan ini dapat dilakukan beberapa pendekatan, antara lain :

Pendekatan I :

Berpedoman pada Tabel Anjuran Makan Sehari (Tabel 4 ). Penghitungan yang berpedoman pada porsi standar dengan bantuan Tabel Anjuran Makan Satu Hari untuk berbagai Golongan Umur ini relatif sederhana. Dalam perhitungan, bahan pangan pokok sebagai sumber tenaga diukur dalam bentuk nasi, dimana 1 piring sedang nasi setara dengan 200 gramnasi, setara dengan100 gram beras. Sedangkan untuk ikan dan tempe (sumber protein nabati dan hewani), sayur dan buah-buahan (sumber vitamin dan mineral) diukur dalam keadaan mentah.

Bila penghitungan dalam menyusun menu berpedoman pada tabel ini, maka tidak diperlukan lagi penghitungan kebutuhan gizi, karena tabel ini menampilkan anjuran bagi individu ataupun keluarga untuk konsumsinya dalaam sehari.

Langkah-langkah dan cara penghitungan :

  • Tentukan umur, jenis kelamin, dan berat badan individu, misalnya wanita berusia 18 tahun dengan berat badan 45 kg.
  • Cocokkan umur individu dengan kelompok umur pada tabel, yaitu kelompok wanita usia 16 - 19 tahun, dengan berat badan 45 kg. Karena BB individu tidak sama dengan BB pada tabel maka perlu dilakukan penyesuaian.
  • Lakukan penghitungan, dengan cara BB individu dibagi BB pada tabel (sesuai kelompok umur) dikalikan dengan anjuran makanan (nasi atau padanannya, ikan atau padanannya, sayur atau padanannya, pepaya/buah atau padanannya, dan susu atau padanannya bila ada) sesuai kelompok umurnya.
  • Hasil penghitungan adalah :

    Kebutuhan nasi = 45/46 x3.5 x 200 gram =685 gram, bila dikembalikan menjadi bentuk mentah, maka menjadi kebutuhan beras yaitu 685/200 x 100 =343 gram beras,
    Kebutuhan ikan = 45/46 x 1.5 x 50 gram = 73 gram
    Kebuthan tempe = 45/46 x 3 x 25 gram = 73 gram,
    Kebutuhan sayur = 45/46 x 1.5 x 100 gram = 146 gram,
    Kebutuhan pepaya =45/46 x 2 x 100 gram = 197 gram.

  • Penghitungan ini masih dalam porsi standar (Tabel 4) sehingga masih memerlukan variasi atau pemilihan jenis bahan makanan yang akan dikonsumsi. Untuk itu diperlukan daftar bahan penukar atau daftar padanan bahan makanan yang tersedia menurut kelompok bahan makanan (Lampiran 2).
Tabel 4. Anjuran Makanan Satu Hari untuk Berbagai golongan Umur
Golongan
(Tahun)
BB
(Kg)
Nasi 200 gr Ikan 50 gr Tempe 25 gr Sayur 100 gr Pepaya 100 gr Susu 200 cc
Padanannya
Anak-anak121,5 x 2000,5 x 502 x 251 x 1001 x 1001 x 200
1 - 3182 x1 x3 x1,5 x2 x1 x
4 - 623,53 x1 x3 x1,5 x2 x1 x
Wanita Remaja
10 - 12324 x1 x3 x1,5 x2 x
13 - 15424 x1,5 x4 x1,5 x2 x
16 - 19463,5 x1,5 x3 x1,5 x2 x
Laki-laki
10 - 12304 x1 x3 x1,5 x2 x
13 - 15405,5 x1,5 x3 x1,5 x2 x
16 - 19536 x1,5 x3 x1,5 x2 x
Wanita Dewasa
20 - 39503,5 x1,5 x3 x1,5 x2 x
40 - 59503 x1,5 x3 x1,5 x2 x
60 ke atas502 x2 x4 x1,5 x2 x
Hamil
4 x2 x4 x3 x2 x1 x
Menyusui
5 x2 x5 x3 x2 x1 x
Laki-laki Dewasa
20 - 39564,5 x1,5 x3 x1,5 x2 x
40 - 59564 x1,5 x4 x1,5 x2 x
60 ke atas563 x1,5 x5 x1,5 x2 x

Departemen Kesehatan, 1992

    Catatan :
  1. Untuk golongan anak-anak;
    • 1-3 tahun ditambahkan 3 sendok makan (sdm) gula + 2 sdm minyak
    • 4 -9 tahun ditambahkan 3 sdm gula +3 sdm minyak
  2. Untuk golongan dewasa dan remaja, ditambahkan 5 sdm gula dan 4 sdm minyak
  3. Susu 200 cc segar dapat berasal dari 20 gram susu bubuk atau susu skim

Cara penggunaan Padanan bahan makanan/bahan penukar

  • Pedoman untuk melihat padanan bahan makanan, dibedakanke dalam 6 kelompok, yaitu kelompok makanan pokok, kelompok lauk pauk, kelompok sayuran, kelompok buah-buahan, kelompok susu, dan kelompok minyak dan lemak.
  • Jika ingin melakukan variasi dalam menu, maka harus diketahui dahulu bahan makanan apa saja yang akan dipilih. Misalnya makanan poko, selain beras akan dipilih roti tawar dan supermie, ikan akan diganti dengan daging ayam; tempe tetap disajikan; sayuran yang akan di masak adalah kangkung; dan buah yang dipilih adalah nenas (97 gram) dan pepaya (100 gr)
  • Setelah perncanaan variasi bahan makanan sudah disusun (misalnya sumber karbohidrat akan dipilih berasal dari beras, roti tawar dan supermie), selanjutnya dilakukan penghitungan kembali untuk mengetahui kebutuhan bahan makanan tersebut sesuai kelompok bahan makan.
  • Contoh penghitungan kembali padanan bahan makanan: Dari 343 gram beras, direncanakan akan dianekaragamkan dengan beras, roti, dan supermie; maka kebutuhan beras dianggap 200 gram, roti setara dengan 75 gram beras, dan supermie setara 68 gram beras (berat beras, roti maupun supermie setara 68 beras (berat beras, roti maupun supermie yang digunakan dapat direncanakan sendiri sesuai keadaan selera, dll).

Untuk menghitung banyaknya roti tawar atau supermie atau bahan lain yang dibutuhkan dapat dengan menggunakan formula sebagai berikut :

d = a/b x c
d =banyaknya bahan makanan yang diinginkan/yang dihitung,
a =ukuran bahan makanan yang dipilih dan disetarakan dengan beras (roti tawar setara 75 gr beras)
b =ukuran setara beras ( 100 gr), ukuran ini sesuai dengan kelompok bahan makanan dan sudah terdapat keterangan daftar padanan bahan makanan (Lampiran 1).
c =ukuran bahan makanan dalam gram atau URT yang setara dengan 100 gram beras (160 gr)
  • Roti tawar yang dibutuhkan adalah = 75/100 x 160 gram = 120 gram, atau 6 iris,
  • Supermie yang dibutuhkan adalah = 68/100 x 100 gram = 68 gram, atau 1 1/4 bungkus.

Dengan cara yang sama, maka penghitungan bahan makanan lainnya adalah:

  • Daging ayam yang dibutuhkan adalah = 73/50 x 50 gram = 73 gram, atau 2 potong,
  • Tempe tidak diganti dengan demikian tetap dibutuhkan 73 gram, atau 6 potong,
  • Sayur yang dibutuhkan kangkung adalah = 146 gram, atau 30 batang,
  • Buah nenas yang dibutuhkan adalah = 97/100 x 75 gram= 73 gram, atau 1/6 potong buah,
  • Pepaya yang dibutuhkan adalah = 100 gram, atau 2 potong.

Dari perhitungan di atas, maka susunan kebutuhan bahan makanan yang sudah dipadankan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kebutuhan bahan Pangan setelah dilakukan Penghitungan Padanan Bahan Makanan
No.Bahan makananBerat (gr)URT
1.Beras2001 gls
2.Roti tawar756 ptg
3.Supermie681 1/4
4.Daging ayam732 ptg
5.Tempe736 ptg
6.Kangkung14630 btg
7.Nenas731/g bh sdg
8.Pepaya1002 ptg
Pendekatan II

Penghitungan denga memperhatikan persentasi kebutuhan karbohidrat, protein, dan lemak. Persentase karbohidrat (KH) maksimum adalah 75 % dari total kebutuhan Kalori, dan minimum 60 %; protein maksimum 20 % dari total Kalori dan minimum 10 %; lemak maksimum 20 % dan minimum 10 %; sedangkan vitamin dan mineral 100 % dari RDA. Untuk protein minimal 20 % harus dipenuhi dari protein hewani. Kebutuhan air, pada keadaan normal sekitar 2 liter/hari; ruang AC 3 liter; dan pada wanita menyusui dilebihkan1/2 - 1 liter/hari. Hal yang perlu diingat adalah setiap gram karbohidrat mengandung 9 Kalori, setiap gram protein mengandung 4 kalori, dan setiap gram lemak mengandung 4 Kalori.

Langkah-langkah dan cara penghitungan :

  • Tentukan kebutuhan energi dan protein individu atau keluarga, baik berdasarkan cara pertama (menggunakan Tabel 2) atau cara kedua (menggunakan Tabel 3) dan cara penghitungan kebutuhan gizi. Misalnya kebutuhan energi individu adalah 2.025 Kalori, dan protein 45 gram.
  • Tentukan persentase pemakaian bahan pangan sesuai kisaran di atas. Misalnya, karbohidrat 75 %, protein 15 % (di dalam 15 % protein ini 20 % berasal dari protein hewani), dan lemak 10 % dari total Kalori yang dibutuhkan.

Lakukan penghitungan kebutuhan terhadap karbohidrat, protein, dan lemak. Selanjutnya, kebutuhan ini dikonversikan ke dalam bentuk bahan mentah, dan dihitung kandungan energi dan proteinnya. Hasil penghitungannya dalah sebagai berikut :

  1. Karbohidrat (KH) yang diperlukan :
  2. (75/100 x 2.025 Kal) : 4 Kal x 1 gram = 380 gram KH.

    Bila karbohidrat dipilih dari beras, maka harus dilakukan penghitungan berat badan mentah ari makanan yang dipilih yaitu dengan formula :

    a = b/c x 100
    d

    a = berat bahan mentah dari makanan yang dipilih (berat beras)
    b = berat sumber karbohidrat hasil penghitungan (380 gram)
    c = kandungan kalori bahan mentah dari makanan yang dipilih (dalam 100 gram beras mengandung 78,6 Kalori; lihat DKDM)
    d = persentase bagian yang dapat dimakan (lihat DKBM) berat bahan mentah (beras) yang diperlukan adalah

    d = 380/78,9 x 100  = 482 gram beras
    100

    Untuk mengetahui kandungan protein dalam beras, adalah dengan menggunakan rumus

    a = b/100 x C x d a = kandungan protein dari bahan makanan b = berat bahan mentah dari makanan yang akan dihitung (482 gram beras) c = bagian yang dapat dimakan (100 %) d = kandungan protein bahan makanan dalaam 100 gram bahan (kandungan protein 100 gram beras adalah 6,8 gram ), Kandungan protein beras = 482/100 x 100 x100/100 x 6,8 gr = 32,8 gr.

    Dengan cara yang sama maka dapat dihitung kandungan energi beras (Kalori) sebagai berikut :

    Kandungan energi = 482/100 x 100/100 x 360 Kal = 1.735 Kalori.

  3. Protein yang diperlukan :
  4. (15/100 x 2.025 Kal) : 4 Kal x 1 gr = 75,9.

    Dari 75,9 gr protein ini, 20 % berasal dari hewani, sisanya nabati.

    Kebutuhan protein hewani = 20/100 x 75,9 gr = 15,2 gr; sisanya 60,7 gram (75,9 - 15,2 gr) berasal dari protein nabati.

    Jika 15,2 gr protein hewani diambil dari ikan segar, maka kebutuhan akan ikan segar adalah : 15,2/17 x 100 x 100/80 = 111,8 gr;

    yang mengandung energi: 111,8/100 x 80/100 x 113 kal =101 Kal.

    Dari 60,7 gr protein nabati, 32,8 gr = 27,9 gr; bila protein nabati ini disumbang dari tempe 17,9 gram, dan tahu 10 gr.

    Tempe yang diperlukan : 17,9/18,3 x 100 x 100/100 = 97,8 gr tempe, yang mengandung energi :

    Tahu yang diperlukan : 10/7,8 x 100 x 100/100 =128 gr,

    yang mengandung energi : 128/100 x 100/100 x 68 Kal = 87 kal.

  5. Lemak yang diperlukan :
  6. (10/100 x 2.025 Kal) : 9 = 22,5 gr

    Bila lemak disumbang dari minyak sawit, maka diperlukan = 22,5/100 x 100 x 100/100 = 22,5 gr minyak sawit, yang mengandung energi = = 22,5/100 x 100/100 x 902 Kal = 203 Kal.

    Dari penghitungan di atas, maka kebutuhan bahan pangan dapat dilihat pada tabel 6.

    Kebutuhan sayuran dan buah-buahan tidak tergantung pada total kalori, dengan demikian kebutuhan sayuran dan buah-buahan dapat melihat Tabel 4 dan disesuaikan dengan kelompok umur.

Pendekatan III :

Berpedoman pada skor mutu pangan hasil workshop on food and Agriculture Planing for Nutritional Adquency tahun 1989, yang dikembangkan oleh FAO-RAPA atau yang dikenal dengan Pola Pangan Harapan (PPH) ini, maka untuk skor mutu pangan yang ingin dicapai minimum adalah antara 70 - 71,5. Untukmencapai kisaran mutu pangan 70 - 71,5 ini, proporsi sumbangan kelompok bahan pangan terhadap total Kalori dalam menyusun menu adalah : sumbangan padi-padian 58,4 %, umbi-umbian 8,4 %, pangan hewani 6,5 %, kacang-kacangan 5,3 %, buah - biji berminyak2 %, minyak dan lemak 7 %, gula 5,3 %, sayur dan buah 4 %, dan lain-lain 3 %.

Langkah-langkah dan cara penghitungan :

Sama dengan langkah awal pada pendekatan I atau II, terlebih dahulu diketahui kebutuhan gizi, misalnya kebutuhan energi dari keluarga sebesar 8.400 Kalori dan 163 gram protein, maka cara penghitungan untuk menetapkan komposisi pangan adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mendapatkan jumlah Kalori bahan pangan menurut masing-masing kelompok pangan dapat diperoleh dengan mengalikan angka proporsi/ persentasi kelompok bahan pangan dengan total kalori.
    Misalnya; kelompok padi-padian 58,4 %, dan yang akan dipilih adalah beras, maka energi dari beras yang dibutuhkan adalah = 58,4/100 x 8.400 Kalori = 4.906 Kalori
  2. Untuk mendapatkan jumlah bahan mentah yang dibutuhkan (gram), maka nilai kalori beras ini (4.906 Kal) dikembalikan dalam bentuk bahan mentah, gunakan DKBM untuk melihat angka kandungan gizi dari bahan makanan dan daftar konversinya. Formula yang digunakan adalah sama dengan formula pendekatan II :
      a = b/c x 100
    d
    Dari tabel DKBM diketahui, kandungan energi pada beras 360 Kal, protein 6,8 gram, dan bdd-nya 100 %, maka 4.906 Kalori beras ini berasal dari 1.363 gram beras, dengan perhitungan sebagai berikut :
    4.906/360 x 100 x 100/100 = 1.363 gram beras.
  1. Dengan menggunakan formula yang sama pendekatan II, maka kandungan proteinberas adalah :
    1.363/100 x 100/100 x 6,8 gram =92,68 gram.
  2. Cara perhitungan diatas dilakukan juga terhadap jenis bahan makanan lainnya yang dipilih, berikut ini dicontohkan kembali penghitungan kebutuhan hewani. Pangan hewani yang dibutuhkan 6,5 % x 8400 kalori = 546 Kal. Apabila bahan yang dipilih adalah telur (kandungaan energi 162 Kal, protein 12,8 gr, dan b.d.d. 90 %,
    Maka diperoleh = 546/162 x 100 x 100/90 = 374 gr telur, yang mengandung protein :
    374/100 x 90/100 x 12,8 gr = 43,08 gram.

Demikian pula untuk kelompok bahan pangan lainnya, dihitung seperti contoh diatas, dan sebagai gambaran dari perhitungan dapat dilihat pada Tabel 7.

Dari tabel diatas kecukupan gizi keluarga yaitu sebesr 8.400 Kalori dan 163 gram protein dapat dipenuhi. Namun distribusi dalam keluarga harus disesuaikan dengan porsi ayah, ibu, dan anak-anak.

Hal-hal lain yang Mendukung dalam Menyusun Menu :

Hal-hal lain yang tidak kurang pentingnya dalam mewujudkan makanan dengan kandungan gizi yang sudah terencana ini adalah :

  1. cara pemilihan
  2. cara penanganan,
  3. cara pengolahan, dan
  4. cara penyajian.
  1. Cara Pemilihan.
  2. Sebelum menyusun suatu menu makanan yang bergizi diperlukan persiapan yang cermat. Ada kemungkinan seseorang telah merencanakan suatu bentuk makanan yang bergizi, namun zaat gizi yang diharapkan tidak tercapai karena kesalahan dalam memilih bahan baku yang akaan dimasak. Pilihlah bahan pangan yang masih segar kerena umumnya bahan pangan tersebut mempunyai nilai gizi serta cita rasa yang lebih baik dibandingkan dengan bahan pangan yang sudah mengalami proses pendinginan ataupun pembekuan. Ikan sgar ataupun bahan pangan hewani lainnya cenderung lebih enakdan mempunyai protein yang tinggi dibandingkan dengan yang telah diberi es. Begitu juga halnya dengan sayuran dan buah-buahan yang segar, mempunyai kandungan vitamin dan mineral yang lebih tinggi serta mutunya lebih baik dibandingkan dengan yang sudah layu maupun yang telah disimpan dalam lemari es.

    Sayuran yang berdaun lebar dan berwarna hijau tua, mengandung vitamin dan mineral yang lebih tinggi dibandingkan dengan bagian sayuran yang lunak dan berwarna hiaju muda. Daun salada berwarna hijau tua mengandung vitamin A tiga puluh kali lebih banyak dari daun yang berwarna hijau muda. Demikian pula halnya dengan bagian yang berdaun lebih banyak mengandung zat gizi dari pada bagiaan batang seperti pada sawi, kangkung dan sebagainya.

  3. Cara Penanganan :

    Pada umumnya kehilangan zat gizi diawali pada saat penanganan yang disebabkan karena perlakuan yang kurang baik (pengaruh fisik) Contoh ; beras yang digiling terlalu lama akan kehilangan sebagian besar kulit ari sehingga Vitamin B1 akan berkurang atau bahkan hilang, dibandingkan dengan beras yang ditumbuk dengan mempergunakan alu. Demikian pula halnya pada saat pencucian yang dilakukan beberapa kali akan melarutkan banyak vitamin yang diperlukan oleh tubuh.

    Sayur-sayuran umumnya memerlukan sedikit pemotongan dan membuang bagian yang tidak dapat dimakan. Hal ini perlu diperhatikan agar jangan mengurangi zat gizi yang telah ada.

    Hampir 10 persen kandungan asam amino bahan pangan hewani terutama daging dan ikan, rusak dalam proses pembekuan selam waktu kurang lebih satu bulan. Penyimpanan yang baik berkisar antara 4 sampai 7 hari di dalam lemari es yang dibungkus dengan plastik agar kerusakan kandungan protein dapat lebih ditekan. Simpanlah telur didlam lemari es dengan meletakkan bagian yang runcing atau tajam pada posisi bawah. Hal ini disebabkan karena bagian yang tumpul dapat gelembung udara sehingga bila diletakkan pada posisi bawah dapat mempercepat proses oksidasi akibatnya telur cepat membusuk.

    Pada umumnya daging, ikan, sayuran dan buah-buahan yang masih segar mempunyai cita rasa dan nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan yang telah mengalami proses pembekuan atau pendinginan. Bahan pangan segar dan bergizi tinggi dapat diperoleh dengan memanfaatkan pekarangan seperti Ayam, ikan, Sayuran dan Buah-buahan.

  4. Cara Pengolahan

    Kehilangan zat gizi cukup banyak terjadi pada waktu pengolahan atau pemasakan. Jika tidak dilakukan pengulahan yang cermat maka dapat saja terjadi seseorang merasa kenyang pangan namun lapar gizi. Hal ini disebabkan karena bahan makanan yang dimask telah kehilangan sebagian besar kandungan zat gizi akibat pemanasan.

    Vitamin dan mineral yang mudah larut dalam air merupakan zat gizi yang cepat hilang pada saat dimasak. Untuk mempertahankan gizi selama pengolahan maka jumlah air yang digunakan harus dipertahankan gizi selama pengolahan maka jumlah air yang digunakan harus diperhitungkan sesuai dengan volume bahan yang dimasak. Hal ini perlu diperhatikan jangan sampai banyak zat gizi terlarut dalam air yang biasanya tidak dimakan. Sayur kol cepat masak dalam air yang jumlahnya sedikit serta dapat menahan 90 persen dari kandungan vitamin C, tetapi bila dimasak dalam air yang banyak maka sebagian besar kandungan vitamin C akan hilang.

    Masaklah sayuran dengan memperhatikan waktu masak, jangan terlalu lama karena dapat merusak cita rasa sayuran demikian pula halnya dengan bahan makanan lainnya. Dengan waktu masak lewat batas, akan akan kehilangan banyak vitamin, mineral, protein serta aroma dari makanan tersebut. Ada beberapa sayuran hiaju bila direbus atau dimasak akan berubah warnanya menjadi hijau kuning atau coklat yang kehilangan banyak vitamin akibat oksidasi. Semakin lama makanan itu dimasak akan semakin banyak zat-zat gizi yang hilang. Jika sayuran mulai dimasak dalam air dingin, akan lebih banyak kehilngan vitamin yang terjadi sebelum air itu mendidih. Kehilangan vitamin disebabkan karena aktivitas enzym yang dihentikan oleh pemanasan yang terlalu lama. Untuk menghindari hal tersebut maka didihkan air terlebih dahulu baru dimasukka sayurannya kemudian ditutup beberapa saat agar masakan lebih cepat masak.

    Untuk menambah cita rasa dari masakan maka gunakanlah bumbuh penyedap secukupnya serta minyak goreng atau santan yang dapat mengikat kandungan vitamin A, D, E dan K yang terdapat dalam bahan makanan.

  5. Cara Penyajian :

    Cara penyajian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan, sering kali hasil masakan yang telah diolah sedemikian rupa sehingga dengan mempertimbangkan nilai gizi dari bahan makan tersebut namun tidak memenuhi selera. Selera makan seseorang berbeda-beda untuk tiap kelompok masyarakat ataupun suku bangsa namun dapat dikatakan selera masih bersifat umum. Selera terbentuk sejak lahir dan berkembang sejalan dengan perkembangan umur seseorang.

    Selera dapat pula terbentuk melalui peran panca indera yang meliputi penglihatan, penciuman, pengecap, pendengar dan peraba.

    Rangsangan yang ditimbulkan oleh hidangan makanan di dalam tatanan menu, kemungkinan dapat mengurai atau menambah selera seseorang. Perlu diusahakan agar menu disusun dapat memenuhi selera sehingga dapat dikonsumsi. Biasanya makanan yang dihidangkan dalam keadaan hangat akan lebih menambah selera makanan seseorang.

    Karena bau aroma masakan masih terasa, selain itu makanan yang hangat akan memberikan kenikmatan yang khas. Seperti halnya dengan sup ayam lebih enak rasanya dimakan saat hangat dari pada dingin.

    Selain itu cara penataan yang indah dan rapi di atas meja makan akan membangkitkan selera sehingga makanan yang dihidangkan dapat memberikan kepuasan lahir dan batin. Makanan yang memenuhi selera umumnya akan lebih mudah dimasukkan ke dalam mulut dan selanjutnya dicerna tanpa mengalami gangguan seperti perasaan maual atau muntah.

    Makanan harus kelihatan menarik dalam hal variasi warna maupun rasa. Nasi merah, soup kacang merah, tempe goreng dan lodeh nangka kurang menarik karena warrna-warna makanan hampir sama. Dengan menggantikan sayur lodeh dengan kangung tumis dan nasi putih maka makanan itu akan lebih menarik dengan warna yang kontras sehingga dapat membangkitkan selera. Begitu pula halnya dengan nasi kuning yang ditaburi dengan bawang goreng serta dihiasi dengan irisan ketimun dan sambal tomat akan nampak bervariasi antara rasa gurih, dan pedas. Buah-buahan sebagai pelengkap hendaknya selalu ditampilkan dalam tatanan menu sehari-hari.


    Makanan harus kelihatan menarik dalam hal variasi warna maupun rasa.
    Gambar : 9. Cara Penyajian Menu Makanan

Beberapa contoh menu :

Berikut ini dapat dilihat beberapa contoh menu menurut makanan pokok yang telah dihitung kandungan gizinya. Contoh menu ada Tabel 8, daan 9 berikut ini, lebih menekankan pada makanan pokok non beras, sedangkan Tabel 10 dan 11, adalah susunan menu menggunakan makanan pokok campuran, termasuk beras. Pada Tbel 12 adalah contoh menu selama 8 hari yang diperoleh dari beberapa propinsi pesert Lomba Hari Pangan Sedunia.

Pada contoh ini juga terdapat makanan selingan yang masih berat kepada bahan pangan sumber karbohidrat. Disarankan dalam makanan selingan ini divariasikan dengan makanan yang tidak semata-mata sumber karbohidrat, tetapi bisa saja sebagai sumber vitamin dan mineral atau sumber protein. Contoh makanan selingan yang bervariasi dalam penggunaan bahnnya (beranekaragam) seperti; pastel isi wortel, bakso daging/ikan, burger tempe, poding buah, rujakan, dll

Tabel 8 menu Sehari dengan Makanan Pokok Umbi-Umbian
Waktu MakanMenuBahan MakananBanyak (g)Nilai KaloriGizi Protein (g)
Makan Pagi
06.00/07.00
Kopi/teh manis
Awut singkong
Singkong1001461,2
Kelapa10180,4
Gula25
92
Jumlah
2561,6
Makan Selingan Bubur kacang hijau Kacang hijau2586,35,5
Gula2073,60
Santan50611
Jumlah
478,56,5
Makan Siang
13.00-14.00
Tales rebus
Sayur lodeh
Semur daging
Telur ceplok
Balado tahu
Buah-buahan
Tales2001634
Kacang panjang3013,20,8
Daun melinjo2019,81
Labu siam50130,3
Daging50103,59,4
Telur2540,53,2
Tahu50343,9
Santan50611
Minyak goreng15130,50
Pepaya100460,5
Kecap209,21,1
Jumlah
633,725,2
Makan selingan
16.00
Tehmanis
Ubi goreng
Gula10360
Ubi jalar1001231,8
Minyak goreng10900
Jumlah
2491,8
Makan malam
20.00
Singkong kukus
Tumis Kangkung
Acar ikan
Rempeyek
Singkong2002922,4
Kangkung10029,03,0
Ikan basah5080,06,4
Tepung beras2072,81,4
Kacang tanah2090,45,0
Minyak goreng20174,0
Kecap209,21,1
Jumlah
747,419,3



Total sehari:
2080,054,4

Sumber : Empat Sehat Lima Sempurna dalam Diversifikasi Konsumsi Makanan, 1990.

Pendekatan II :

Penghitungan dengan memperhatikan persentase kebutuhan karbohidrat, protein, dan lemak. Persentase karbohidrat (KH) maksimun adalah 75 % dari total kebutuhan Kalori, dan minimun 60 % protein maksimun 20 % dari total Kalori dan minimum 10 %, lemak maksimum 20 % dan minimum 10 %, sedangkan vitamin dan mineral 100 % dari RDA, Untuk protein minimal 20 % harus dipenuhi dari protein hewani. Kebutuhan air, pada keadaan normal sekitar 2 liter/hari, ruang AC 3 liter, dan pada wanita menyusui dilebihkan 1/2 - 1 liter/hari. Hal yang perlu diingat adalah setiap gram karbohidrat mengandung 9 Kalori, setiap gram protein mengandung 4 Kalori, dan setiap gram lemak mengandung 4 Kalori.

Langkah-langkah dan cara penghitungan :

  • Tentukan kebutuhan energi dan protein individu atau keluarga, baik berdasarkan cara pertama (menggunakan Tabel 2) atau cara kedua (menggunakan Tabel 3) dari cara penghitungan kebutuhan gizi. Misalnya kebutuhan energi individu adalah 2.025 Kalori, dan protein 45 gram.
  • Tentukan presentase pemakaian bahan pangan sesuai kisaran di atas. Misalnya, karbohidrat 75 %, protein 15 % (di dalam 15 % protein ini 20 % berasal dari protein hewan), dan lemak 10 % dari total Kalori yang dibutuhkan.
Tabel 10. Menu sehari dengan Makanan Pokok Campuran (Ubi dan Beras)
Waktu MakanMenuBahan MakananBanyak (g)Nilai KaloriGizi Protein (g)
Makan Pagi
06.00/07.00
Tehmanis
Pisang goreng
Gula1072,8
Pisang raja1001201,2
Tepung terigu20731,8
Minyak goreng1090
Jumlah
355,83
Makan Selingan
0.9.00-10.00
Kolak ubi Ubi jalar100123-
Santan5092-
Gula20611
Jumlah
2761
Makan Siang
13.00-14.00
Nasi sayur
Sayur bening

Balado ikan
Tempe bacem
Buah
Beras1003657,6
Daun katuk5029,52,4
Labu siam50130,3
Ikan basah5056,58,5
Tempe5073,29,2
Nenas100520,4
Minyak150130,50,6
Jumlah
632,728,9
Makan Selingan
16.00
Tehmanis
Kue-kue
Tepung ketan301002
Kacang hijau25865,5
Santan25300,5
Jumlah


Makan Malam
20.00
Ubi kukus
Tumis kacang panjang

Kalio ayam
Tahu bacem
Minyak goreng
Ubi jalar1001231,8
Kacang panjang75332
Tauge255,80,7
Daging ayam501519,1
Tahu50343,9
10870,1

50611
Jumlah
494,818,7



Total sehari
2062,359,9

Sumber : Empat Sehat Lima Sempurna dalam Diversifikasi Konsumsi Makanan, 1990

Tabel 11. Menu Sehari dengan Makanan Pokok Campuran (beras, beras jagung dan umbi-umbian)
Waktu MakanMenuBahan MakananBanyak (g)Nilai KaloriGizi Protein (g)
Makan Pagi
06.00/07.00
Kopi / tehmanis
Getuk ubi jalar
Gula1036,4-
Ubi jalar1001231,8
Kelapa2595,5-
Gula2595,5-
Jumlah
350,4-
Makan Selingan
0.9.00-10.00
Tehmanis
Combro
Oncom
Gula1036,4-
Singkong1001461,2
20372,6
Minyak goreng1090-
Jumlah
309,43,8
Makan Siang
13.00-14.00
Nasi
Sayur asem
Ikan asin goreng

Kering tempe
Buah
Sambal
Beras1003657,6
Kacang panjang3013,20,8
Pepaya muda205,20,4
Daun melinjo3029,71,5
Tomat2040,2
Ikan asin254810,5
Tempe2537,54,5
Pisang100991,2
Minyak goreng1099-
Jumlah
691,126,7
Makan Selingan
16.00
Tehmanis
Tape goreng
Gula1036,40
Tape40750,2
Tepung terigu10360,2
Minyak goreng5450
Jumlah
192,40,4
Makan Malam
20.00
Nasi jagung
Pecal
Balado telur
Kerupuk
Beras jagung251824,3
Beras501823,8
Telur itik50806,4
Kerupuk udang5170,8
Bayam30101
Kangkung2060,6
Tauge2070,5
Kacang panjang3090,5
Kacang tanah251126,2
Minyak goreng10900
Jumlah
69424



Total sehari:
204757
Tabel 12. Contoh Menu Keluarga Nusantara Selama 8 Hari
WaktuHari
IIIIIIIVVVIVIIVIII
Pagi Mie samar-samar indah Sagu isi Nasi goreng gadung komplit
Telur
Tehsusu
Gobet singkong kacang tolo diurap kelapa
Tahu/susu
Singkong schotel
Tehsusu
Madu sari
Tehsusu
Nasi goreng pisang komplit
Kripik bayam
Tiwul
Abon ikan roa
Telur dalam sarang
tehsusu
Selingan Kue pandan arum Talaga sagu Sri buah
Lumpur wortel
Cake pemata hijau Tiwul Ayu
Siang Nasi putih
Sop nusantara
Tahu bagulung
Pepaya
Nasi sagu
Arwan sir-sir
Sop kembang tebu
Pepes ikan cakalang
Kerang panggang
Pure sukun
Daging malbi lengkap
Emping
Bola-bola tempe
Nasi sorgum
Sate sisouk
Kelak cengeh
Pepes tahu
Jeruk
Singkong dan kacang tolo
Sup kepiting
Juice pepaya
Nasi jagung + beras
Ricaikan
Blenyek tempe
Sayur katukSambal
Mangga
Nasi gadung merah delima
Pepes ikan + numbangklapa
Sambal goreng kepa (lokan)
Gulai daun kelor + labu
Buah permata
Nasi uduk cantel
Lele berkepala saga
Urap terembuni
Pepaya
Selingan Bingka waluh Ice crean sagu Lenggang palembang Pie ubi jalar Cake saku Waja ayu Sus jagung Pisang tergenang
Malam Singkong gulung
Pisang
Mie sagu
Poding labu
Nasi kacang hijau
Ayam goreng tepung
Tahu petis
Kerupuk ubi
Mangga
Nasi sorgum
Ikan asam manis
Getuk singkong
Rendang daun singkong
Tumisan mumu marind
Jeruk
Lontong
jagung
Ketoprak
lengket
Jus wornas
Nasi kemunak batang hari
Ikan goreng krutup
Pergedel tahu melati
Tumis sayur singinjai
manisan buah aro
Nasi uduk cantel
Ikan berselimut hijau
Lembaran tempe berbumbu kuning
Pepaya
PropinsiKalselMalukuSumselNTBIrjaJatengJambiSulteng

VI. PENGENALAN BEBERAPA RESEP MASAKAN DAERAH

Untuk meningkatkan kesadaran gizi masyarakat melalui penganekaragaman menu makanan, maka berikut ini ditampilkan beberapa resep makanan yang berasal dari beberapa propinsi di Indonesia yang disajikan pada Tabel 12. Diharapkan masyarakat cukup mengenal dan mencoba menu dari daerah lain sehingga nantinya dapat menciptakan menu mana makanan tertutama untuk keluarga dengan memperhitungkan zat gizinya. Dan dianjurkan pula untuk memanfaatkan bahan pangan yang murah dan mudah diperoleh di daerah masing-masing.

RESEP MAKANAN INDONESIA

1. NASI GORENG GADUNG KOMPLIT (SUMSEL)

Bahan :
  • 400 gr gadung
  • 50 gr ayam
  • 50 gr telur
  • 50 gr udang
  • bawang merah, bawang putih, kecap
Cara membuat :
  • Gadung kuning direndam semalam lalu diremas-remas sesudah dikukus
  • Bawang merah, bawang putih diiris. Kemudian ditumis bersama telur,ayam dan udang. Lalu gadung dimasukkan dan ditambah kecap.

2. NASI KEMUNAK BATANG HARI (JAMBI)

Bahan :
  • 1,2 kg keladi kemunak
  • 200 gr jagung kuning
  • Air secukupnya
Cara membuat :
  • Keladi kemunak dibersihkan (dicuci) lalu dikukus sampai matang, setelah matang dibiarkan dingin lalu diparut kasar.
  • Jagung direbus sampai lunak.
  • Kalau akan dihidangkan kukus kembali sebentar saja dan dicampur dengan jagung yang sudah direbus tadi.

Gambar : 10. Nasi Kemunuk Batang Hari

3. LONTONG JAGUNG (JATENG)

Bahan :
  • 500 gr jagung
  • Air kapur sirih secukupnya
  • Daun pisang
Cara Membuat :
  • Jagung dibuat tepung, dibuat bubur, diberi air kapur sirih sampai setengah masak.
  • Bungkus dengan daun pisang, kukus sampai masak
  • Hidangkan bila telah dingin dalam bentuk irisan bulat pipih.

4. SINGKONG SCHOTEL (IRJA)

BAHAN :
  • 200 gr singkong
  • 200 gr jagung muda
  • 120 gr bawang merah
  • 30 gr bawang putih
  • 500 gr daging giling
  • 50 gr wortel
  • 50 gr mentega
  • garam secukupnya
  • 3 gr lada
  • 20 gr maizena
  • 50 gr kuning telur
Cara Membuat :
  • singkong dikupas dan dicuci, kemudian diparut kasar dan dibumbui garam.
  • Jagung disisir, bawang merah, bawang putih diiris halus.
  • Tumis bawang merah dan bawang putih dengan mentega hingga harum, tambahkana daging giling dan wortel yang telah dipotong-potong serta irisan jagung, masak semua bahan hingga matang.
  • Campurkan dengan kocokan kuning telur, aduk rata.
  • Ambil cetakan, olesi dengan mentega, letakkan satu bagian singkong didasar loyang.
  • Isi dengan campran daging, tutup kembali dengan sisa singkong, kukus hingga masak.
  • Olesi dengan kuning telur dan panggang sejenak hingga kuning kecoklatan.

5. NASI UDUK CANTEL (SULTENG)

Bahan :
  • 512,5 gr beras cantel
  • 50 cc santan
  • 1 sdm garam
  • 2 lembar daun salam
Cara membuat :
  • Santan dibuat areh
  • Beras cantel dibersihkan, dicuci dan diliwet sampai setengah matang, kemudian disiram dengan santan (areh), biarkan sampai meresap.
  • Kukus cantel tadi sampai masak, siap untuk dihidangkan.

6. MIE SAMAR-SAMAR INDAH (KALSEL)

Bahan :
  • 4 biji mie instan
  • 200 gr daging ayam
  • 100 gr wortel
  • 100 gr buncis
  • 2 butir telur
  • 25 gr bawang merah
  • 10 gr bawang putih
  • 100 gr susu
  • 50 gr mentega
  • tomat, seledri,merica, pala, garam, secukupnya
Cara membuat :
  • Seduh mie dengan air panas + 5 menit, kemudian ditiriskan
  • Ayam diicuci dan potong kecil
  • Buncis dan wortel dikupas, cuci bersih dan potong kecil
  • Haluskan bumbu, tumis dengan mentega, taruh mie pada bagian bawahnya, lapisi dengan sayur, daging kemudian lapisi lagi dengan mie.
  • Bakar dengan oven + 15 menit.
  • Beri kocokkan telur dan susu, bakar kembali + 30 menit hingga matang dan siap dihidangkan.

7. SOP NUSANTARA (KALSEL)

Bahan :
  • 100 gr ikan tenggiri
  • 1 butir telur
  • 50 gr mentega
  • 50 gr mentega
  • 1/2 gelas air
  • 2 sendok makan tepung sagu
  • 50 gr wortel
  • 50 gr kacang polong/buncis
  • 10 gr bawang putih
  • 25 gr bawang merah
  • seledri, daun bawang, garam dan lada secukupnya
Cara membuat :
  • Bersihkan ikan, kerik dagingnya, aduk telur dan tambahkan tepung sagu aduk hingga menjadi adonan, bentuk adonan menurut selera, rebus hingga matang.
  • Panaskan mentega, goreng bulatan-bulatan ikan samapai berwarna kuning, sisihkan.
  • Tumis bawang merah, bawang putih hingga harum.
  • Tumis bawang merah, bawang putih hingga harum.
  • Wortel dikupas, cuci dan potong kecil masukkan kedalam tumisan.
  • Tambahkan air masaksampai matang, berikut garam dan lada secukupnya, terakhir masukan kacang polong/buncis, daun bawang didihkan, angkat, hidangkan dengan ditaburi irisan seledri.

Gambar : 11. Sop Nusantara (Kalsel).

8. SUP KEMBANG TEBU (MALUKU)

Bahan :
  • 100 gr kembang tebu
  • 50 gr wortel
  • 1 ikat daun seledri
  • 1 ikat daun bawang
  • kaldu ayam
Cara membuat :
  • Kembang tebu diambil isinya di potong-potong 2 cm
  • Kaldu dididihkan bersama kembang tebu dan bahan lainnya
  • Setelah matang dihidangkan

9. KETOPRAK LENGKET (JATENG)

Bahan :
  • 75 gr daging
  • 50 gr tempe
  • 40 gr tahu
  • 40 gr telur
  • Tauge
  • 50 gr kacang tanah
  • emping/krupuk
  • minyak
  • lombok, bawang, cuka, garam, kecap, bawang goreng
Cara membuat :
  • Daging dikukus dan dipotong-potong persegi, demikian pula dengan tahu dan tempe.
  • Semuanya digoreng dalam minyak Panas, termasuk emping dan krupuk serta kacang tanah.
  • Bumbu dihaluskan termasuk kacang tanah, bumbu diberi air mendidih ditambah kecap dan cuka.
  • Taoge direndam air panas dan ditiriskan.
  • Atur semua bahan yang sudah dimasak dalam pinggan, taburi dengan bawang goreng.
  • Bumbu ditempatkan dimangkok, siap di-hidangkan.

10. KETOPRAK LENGKET (JATENG)

Bahan :
  • 75 gr daging
  • 50 gr tempe
  • 40 gr tahu
  • 40 gr telur
  • Tauge
  • 50 gr kacang tanah
  • emping/krupuk
  • minyak
  • lombok, bawang, cuka, garam, kecap, bawang goreng
Cara membuat :
  • Daging dikukus dan dipotong-potong persegi, demikian pula dengan tahu dan tempe.
  • Semuanya digoreng dalam minyak Panas, termasuk emping dan krupuk serta kacang tanah.
  • Bumbu dihaluskan termasuk kacang tanah, bumbu diberi air mendidih ditambah kecap dan cuka.
  • Taoge direndam air panas dan ditiriskan.
  • Atur semua bahan yang sudah dimasak dalam pinggan, taburi dengan bawang goreng.
  • Bumbu ditempatkan dimangkok, siap di-hidangkan.

Gambar : 12. Sate Sisouk

11. LENGGANG PALEMBANG (SUMSEL)

Bahan :
  • 100 gr ikan tenggiri
  • 100 gr kanji
  • 4 buah telu
  • 50 gr gula merah
  • 1 siung bawang putih
  • 5 buah cabe rawit
  • garam secukupnya
Cara membuatnya :

Ikan dihaluskan dicampur dengan tepung kanji. 1 telur didadar diberi garam secukupnya dan adonan ikan dijumput sedikit-sedikit lalu dipanggang


Gambar : 13. Lenggang Palembang

12. PIE UBI JALAR (NTB)

Bahan :
  • 1 buah ubi jalar
  • 25 gr teoung terigu
  • 1 sendok makan maizena
  • 1/2 sendok teh garam
  • 1/2 butir telur ayam
  • 1/2 buah nenas
  • 1/4 gelas gula pasir
Cara membuat :
  • Nenas dikupas, dicuci lalu diparut direbus dengan gula pasir dibuat selai.
  • Ubi dikukus lalu dihaluskan, campur semua bahan untuk dibuat kulit.
  • Olesi cetakan dengan mentega, bentuk kulit sesuai cetakan, tutup lagi olesi dengan telur.
  • Isi dengan selai dan bakar sampai kuning.

Gambar : 14. Pie Ubi Jalar

13. KUE LUMPUR WORTEL (IRJA)

Bahan :
  • 200 gr wortel
  • 75 gr telur ayam
  • 50 gr gula pasir
  • 100 gr maizena
  • 80 cc susu
  • 15 gr mentega cair
  • vanili secukupnya
  • kismis atau cherry untuk hiasan
Cara membuat :
  • Rebus wortel sampai masak, angkat dantiriskan lalu dihaluskan.
  • Kocok telur dan gula pasir sampai berwarna putih dan mengental.
  • Masukkan wortel dan maizedna, lalu aduk perlahan-lahan campurkan susu mentega cair dan vanili, aduk sampai tercampur rata.
  • Olesi cetakan dengan mentega, tuangkan adonan ke dalamnya dan hiasi dengan kismis atau cherry, panggang dalam oven sampai masak.

Gambar : 15. Kue Lumpur Wortel

14. Wajah ayu (Jateng)

Bahan :
  • 300 gr pisang
  • 30 gr mentega
  • 50 gr santan
  • 20 gr gula pasir
  • garam, vanili secukupnya
Cara membuat :
  • Pisang raja digoreng dengan mentega
  • Santan direbus, diberi gula dan vanili
  • Pisang disiapkan dalam piring kecil, dipenyet dengan sendok dan atasnya diberi santan, siap dihidangkan.

Gambar : 16. Wajah Ayu

15. TIWUL AYU (SULTENG)

Bahan :
  • 1 butir telur
  • 50 gr gula pasir
  • 50 gr tepung terigu
  • 60 grt tepung gaplek
  • vanili secukupnya
Cara membuat :
  • Telur dan gula dikocok sampai putih dan mengembang.
  • Terigu dan tepung gaplek dicampur jadi satu, sedikit demi sedikit masukkan kocokan telur dan gula sambil diuli.
  • Siapkan loyang yang telah dialas daun, letakkan adonan tadi dan dikukus samapai masak, hidangkan bersama parutan kelapa.

Gambar : 17. Tiwul Ayu

16. SUS JAGUNG (JAMBI)

Bahan :
  • 3 buah jagung muda
  • 15 gr tepung terigu
  • 1 butir telur ayam
  • 1 sendok makan the garam
  • 1/4 gelas air

ISI SUS

Bahan :
  • 50 gr daging ayam dipotong
  • 1 buah wortel ukuran kecil
  • 1 sendok makan minyak sayur
  • 2 siung bawang merah
  • 1 siung bawang putih
  • 1 sendok teh merica
Cara membuat :
  • Semua bumbu digiling dan ditumis kemudian tambahkan daging ayam lalu diaduk rata.
  • Rebus air sampai mendidih ditambah mentega, setalah cair masukkan jagung parut.
  • Tambahkan terigu dan kecilkan api aduk terus sampai tidak lengket dipanci.
  • Setelah dingin kocok telur ayam dalam adonan, letakkan adonan dalam loyang yang sudah dilumur mentega.
  • Kemudian panggang sampai masakmsetelah masak digunting tengahnya, masukkan ragut tadi dan untuk dihidangkan.

17. ICE CREAM SAGU (MALUKU)

Bahan :
  • 25 gr tepung sagu
  • 1 liter santan
  • 150 gr gula pasir
  • 2 sendok makan susu kental manis
  • vanili secukupnya
Cara membuat :
  • Masak santan, tepung sagu, gula pasir, susu, vanili dan coklat bubuk sampai matang.
  • Setelah matang masukan adonan ke dalam alat pembuat ice cream.

18. SAGU ISI (MALUKU)

Bahan :
  • 500 gr tepung sagu
  • 2 gelas santan kental
  • 1/2 sendok teh garam
  • 100 gr ayam (rebus)
  • 150 gr wortel
  • 100 gr buncis
  • 3 butir bawang merah
  • 2 siung bawang putih
  • 1 batang daun seledri.
Cara membuat :
  • Buatlah bubur dari tepung sagu, santan dan garam
  • Ayam dipotong dadu, wortel buncis
  • Bawang merah, bawang putih diiris dan ditumis
  • Masukkan bahan, beri penyedap dan kaldu
  • Tuang bubur sagu ke dalam loyang beri bahan isi
  • Dimakan dengan saos kecap

19. BINGKA WALUH (KALSEL)

Bahan :
  • 2 butir telur
  • 1/2 sendok teh vanili
  • 1/2 sendok gula pasir.
  • 1/4 gelas santan kental
  • 125 gr waluh rebus
  • garam secukupnya
Cara membuat :
  • Santan dimasak sampai kental
  • Telur dan gula dikocok sampai tercampur
  • Waluh rebus digiling halus, campurkan kedalam kocokan telur, santan kental, vanili dan garam, kemudian diaduk.Tuangkan ke dalam loyang
  • Bakar sampai warnanya kecoklatan, kemudian hidangkan

VII. PENGENALAN TANAMAN BEBERAPA BAHAN PANGAN INDONESIA

Berikut ini diperkenalkan kembali beberapa jenis bahan pangan asal Indonesia yang dapat digunakan sebagai upaya untuk menganekaragamkan bahan makanan dalam susunan menu, dan tergolong jarang dimanfaatkan; diantaranya waluh, gadung, sukun dll.

WALUH (Cucurbita moschata)

Waluh dapat ditanam dimana-mana, ditanam dipekarangan, dengan bantuan pra- para dari bambu. Cara bertanamnya sederhana sekali, setelah tanah diolah bijinya ditugalkan, setiap lobang 3 biji. Setelah 3 1/2 bulan, buahnya dapat dipungut. Buah yang muda biasanya untuk disayur dan buah yang tua dapat dibuat kolak.


Gambar : 18. Waluh (Cucurbita muschata)

Gadung (Dioscores hispida Dennst)

Gadung adalah jenis-umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat yang dapat dijadikan makanan selingan. Nama daerah gadung adalah Bitule (Menado), Gadung (jawa), Kasimun (Timor, Sunda) dan Pitur (Gorontalo).

Umbinya merupakan gumpalan beberapa umbi yang menjadi satu dan mempunyai rambut yang kaku dan kasar ditubuh umbinya.Kulit umbi berwarna gading atau coklat muda. Umbinya beracun karena mengandung alkaloid, maka dengan cara pengolahan khusus gadung dapat dimakan.Penanaman gadung dilakukan pada awal musim hujan, bibit yang ditanam adalah umbinya, potongan umbi dibenamkan kedalam lubanga tanah yang sebelumnya di diisi dengan kompos. Gadung dapat dipanen setelah berumur 12 bulan. Kalau tumbuhnya subur, satu batang pohon gadung dapat menghasilkan kurang lebih 50-60 kg umbi.

SUKUN (Artocarpus altilis)

Tanaman sukun adalah jenis tanaman, penghasil karbohidrat, berumur panjangsehingga mampu berproduksi secara terus menerus sampai puluhan tahun. Oleh karena itu, sukun mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai bahan pokok pengganti atau campuran berbagai masakan.

Tanaman sukun mulai menghasilkan buah bisanya setelah berumur 3-4 tahun, bahkan yang berasal dari cangkokan pada umur 2 1/2 tahun sudah menghasilkan.


Gambar : 19 Sukun (Artocarpus altilus)

SAGU (Metroxylon sagu)

Sagu merupakan bahan makanan pokok pada sebagian Kawasan Timur Indonesia, digunakan sebagai bahan makanan tambahan serta dapat juga dipakai sebagai bahanmakanan pengganti beras dalam keadaan darurat. Oleh karena itu sagu dapat dikembangkan sebagai bahan penyangga dan pangan cadangan nassional. Tepung sagu selain untuk pengganti beras di daerah tertentu dapat pula digunakan untuk mencampur tepung gandum dalam pembuatan roti dan kue.

Sagu akan tumbuh baik pada tanah mineral dibanding tanah gambut. Jika sagu Tumbuh pada tanah yangtergenang air terus menerus maka pertumbuhannya terlambat dan kadar patinya rendah. Sagu dapat diperbanyak dengan tunas, bibit sebaiknya diambil dari tanaman/umbi/ tunas tanaman yang sedang panen. Cara memanennya, pohon ditebang tepat pada pangkal batang atau dekat permukaan tanah. Sesudah rebah pelepah daun dipotong, jika perlu beberapa seludang daun dikupas. Kemudian bagian ujng dipotong.


Gambar : 20 Sagu (Metrixylon sagu)

TALAS(Colocasia esculenta)

Yang disebut Talas Keladi selalu mempunyai daun berbentuk perisai yang pangkalnya teriris merupakan segitiga. Ciri ini perlu diingat, untuk membedakan talas dengan kimpul yang daunnya berbentuk panah. Pangkal daunya teriris dalam, hingga mencapai tangkai daun.

Talas dapat tumbuh dengan baik sampai pada ketinggian di atas 1.000 m diatas permukaan laut. Tanah yang diperlukan tanah yang kaya akan humus danberdrainase baik. Masa tanam yang tepat adalah sebelum hujan. Bibit yang ditanam biasanya berupa umbi anakan atau pangkal umbi disertai sebagai pelepah daunnya. Tanaman talas dapat dipanen setelah berumur 6- 9 bulan cara pemanenan dengan tangan memakai garpu.


Gambar : 21. Talas (Colocasia esculenta)

KIMPUL (Xanthosoma violaceum Schott)

Kimpul sering dicampur adukkan dengan talas, yang keduanya disebut talas dalam bahasa sunda. Perbedaan kimpul dengan talas yaitu dari segi umbi, bentuk daun dan letak tangkai daun. Kimpul yang dimakan adalah umbi anaknya sedangkan talas umbi induknya. Pada umumnya kimpul ditanam dipekarangan rumah, tegalan sawah pada waktu musim kemarau sebagai tanaman palawija.

Kimpul hampir sama dengaan ganyong yaitu tidak menyukai tanah yang becek, tanaman ini dapat tumbuh baik ditempak yang agaak teduh, tanah yang gembur dan lembab. Penanaman kimpul sebaiknya diawal amusim hujan, bibit yang ditanam dapat berasal dari anakan di sekitar umbi induk. Masa panen dapat ditentukan dengan daun yang mulai menguning. Kimpul dapat dipanen setelah sekitar 5 bulan sejak tanam, dapat dipanen sekaligus atau secara bertahap.

Kandungan energi umbi kimpul per 100 gram berat bahan mentah dengan b.d.d. 80 % adalah 145 kalori. Kimpul merupakan sumber karbohidrat non beras, yang biasa dikonsumsi sebagai makanan dalam keadaan olahan yang sederhana misalnya : kimpul rebus atau kukus, getuk, ceriping, perkedel dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Anonymous, 1978. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, Lipi, Jakarta.
  2. Anonymous, 1982. Petunjuk Teknis cara Bercocok tanam Umbi-umbian di Pekarangan. Direktorat Jendral Pertanian Tanaman Pangan Jakarta.
  3. Anonymous, 1991. Hasil lomba Cipta Menu Sehat dan Bergizi, Hari Pangan Sedunia ke XI, Jakarta
  4. Darwin Karyadi dan Andi Hakim Nasoetion, 1987. Pengetahuan Gizi Mutakhir Vitamin. PT. Garamedia, Jakarta.
  5. Friend, B., 1972. Nutrional Riview; National Food Situation Nov., NSF, 142, p. 25, Departemen Agruculture, Washington.
  6. Poorwo Soedarmo dan Siti Chatjah, 1990. Empat Sehat Lima Sempurna dalam Diversifikasi Konsumsi Makanan. Simposium Pangan dan Gizi serta Kongres ke IV PERGIZI PANGAN Indonesia, Puslitbnag gizi, Bogor.
  7. Slamet Soeseno, 1983. Kebon sayur di Pekarangan Anda I, Penerbit Kinta, Jakarta.
  8. Winarno, F.G., 1986. Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia, Jakarta.

Lampiran 1. Contoh Beberapa Bahan Makanan yang terdapat dalam Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)

a. Serei (Padi-padian), Umbi-umbian dan hasil olahannya



Kalori
kal
Protein
g
Lemak
g
Kalsium
mg
Fosfor
mg
Besi
mg
Nilai Vit. A
S.I
Vit. B1
mg
Vit. C
mg
b.d.d.
%
1.Beras giling 3606,80,761400,800,120100
2.Beras masak (nasi) 1782,10,15220,500,020100
3.Beras ketan putih 3626,70,7121480,800,160100
4.Beras ketan hitam 35670,7101480,800,20100
5.Beras Menir 3397,74,4222723,700,550100
6.Beras merah, tumbuk 3597,50,9161630,300,210100
7.Beras paboiled 3646,80,651420,800,220100
8.Beras pecah kulit 3357,41,912290200,320100
9.Beras setengaah giling 3637,61,1112211,200,190100
10.Bihun 3604,70,16351,8000100
11.Biskuit 4586,914,462872,700,090100
12.Cantel 332113,3282874,400,380100
13.Gadung 1012,10,220690,600,1985
14.Gayong 9510,121702000,11065
15.Gaplek 3381,50,780601900,040100
16.Gembili 951,50,114490,800,05485
17.Havermout 39014,27,4534054,500,60100
18.Jagung giling kuning 3618,74,593804,63500,270100
19.Jagung giling putih 3618,74,593804,600,270100

b. Kacang-Kacangan, Biji-Bijian dan Hasil Olahannya



Kalori
kal
Protein
g
Lemak
g
Kalsium
mg
Fosfor
mg
Besi
mg
Nilai Vit. A
S.I
Vit. B1
mg
Vit. C
mg
b.d.d.
%
1.Ampas tahu 41426,618,31929400,20100
2.Biji jambu bungkil (mente) 56221,249,65045051000,020100
3.Bongkrek (tempe bungkil kelapa)1194,43,5271002,600,080100
4.Bungkil biji karet 33329,33,31026601200,10100
5.Bungkil kacang tanah 33637,41373047030,700,040100
6.Bungkil kelapa 368231513743341,5000100
7.Emping (krupuk melinjo) 345121,5100400500,20100
8.Jengkol 203,50,121250,72400,11290
9.Kacang arab 33023,81,4573884,71400,772100
10.Kacang bogor 370166852644,200,180100
11.Kacang endel, biji 33125180400500,3995
12.Kacang gude, biji 33620,71,412527541500,485100
13.Kacang gude, biji mude 114700,63,21221,5700,3743100
14.Kacang ijo 34522,21,21253206,71570,646100
15.Kacang kedele basah x) 28630,215,61965066,9950,930100
16.Kacang kedele kering x) 33134,918,122758581101,070100
17.Kacang merah (kacang galing) 33623,11,780400500,6095
18.Kacang panjang biji 35717,31,51634376,900,572106

x) 60 % dari karbohidrat total terdiri dari zat yang tidak atau hanya sedikit sekali dapat dipakai oleh tubuh manusia (lihat pendahuluan)

c. Daging, dan Hasil Olahannya



Kalori
kal
Protein
g
Lemak
g
Kalsium
mg
Fosfor
mg
Besi
mg
Nilai Vit. A
S.I
Vit. B1
mg
Vit. C
mg
b.d.d.
%
1.Ayam 30218,225142001,58100,0805,8
2.Angsa 35416,431,5151881,89000,1060
3.Babat 11317,64,212144100,150100
4.Bebek (itik) 3261628,6151881,89000,1060
5.Daging kornet 241162510170400,010100
6.Daging anak sapi 19019,112111932,9400,140100
7.Daging asap 191326153005200,120100
8.Daging babi gemuk 43711,94571171,800,580100
9.Daging babi kurus 37614,13581512,100,670100
10.Daging domba 20617,114,8101912,600,150100
11.Daging kambing 15416,69,211124100,090100
12.Daging kerbau 8418,70,57151200,020100
13.Daging kuda 11818,14,1101502,700,070100
14.Daging sapi 20718,814111702,8300,080100
15.Dendeng daging sapi433559303705,100,10100
16.Dideh (darah ayam) 7713,81,91591,35000100
17.Dideh darah sapi 10421,91,17241,35000100
18.Gijal babi 11416,34,61124681300,5813100
19.Ginjal domba 10516,63,3132379,211500,5113100

d. Telur



Kalori
kal
Protein
g
Lemak
g
Kalsium
mg
Fosfor
mg
Besi
mg
Nilai Vit. A
S.I
Vit. B1
mg
Vit. C
mg
b.d.d.
%
1.Telor ayam 18212,811,5541802,79000.10090
2.Telor ayam bagian kuning 36116,331,61475867,220000,270100
3.Telor ayam bagian putih 5010,806170,2000100
4.Telor bebek (telor itik) 18913,114,3561752,812300,18090
5.Telur bebek bagian kuning3981735150400728700,60100
6.Telur bebek bagian putih 5411021200,1000100
7.Telur bebek, diasin 19513,613,61201571,88410,28083
8.Telor penyu 1441210,2841931,36000,11090
9.Telur terubuk 42531285010026000,10100

e. Ikan, Kerang, Udang, Dan Hasil Olahannya



Kalori
kal
Protein
g
Lemak
g
Kalsium
mg
Fosfor
mg
Besi
mg
Nilai Vit. A
S.I
Vit. B1
mg
Vit. C
mg
b.d.d.
%
1.Bader (tawes) 1981913481500,41500,1080
2.Bandeng 129204,82015021500,05080
3.Bawal 96191,72015021500,05080
4.Bekasang 138140,7408021000,050100
5.Beunteur 661404015021500,02080
6.Cue selar kuning 145273,35010021500,1090
7.Ekor kuning 10917450050011500,05080
8.Gabus kering 29258,54151000,71000,1080
9.Gabus segar 7425,21,7621760,91500,04064
10.Hiu, ikan hiu 8920,10,3252080,91500,01049
11.Ikan asin kering193421,52003002,500,01070
12.Ikan mas 861622015021500,05080
13.Ikan segar 113174,52020011500,05080
14.Kakap 92220,7202001300,05080
15.Kembung 103220,7202001300,05080
16.Keong 64121217781,700046
17.Kepiting 15113,83,82102501,12000,05045
18.Kerang 5981,11331703,13000,01020
19.Kodok 7316,40,3181471,100,14065
20.Kerupuk ikan, dengan pati 342160,42200,1000100
21.Kerupuk udang, dengan pati 35917,20,63323371,7500,040100
22.Kur-kura 8319,10,227870,700,2070
23.Layang 109221,75015021500,05080
24.Lemuru 1122032010011000,05080
25.Paling, belut 303142720200116000,12100
26.Peda banjar 1562841743163,11100090

f. Sayuran



Kalori
kal
Protein
g
Lemak
g
Kalsium
mg
Fosfor
mg
Besi
mg
Nilai Vit. A
S.I
Vit. B1
mg
Vit. C
mg
b.d.d.
%
1.Andewi 251.60.233661.000.141080
2.Bayam 363.50.5267673.960900.088071
3.Bayam merah 514.60.53681112.258000.088071
4.Baligo 130.40.219190.400.041369
5.Bawang bombay 451.40.232440.5500.03994
6.Bawang merah 391.50.336400.800.03290
7.Bawang putih 954.50.2421341.000.221588
8.Bengkuang 551.40.215180.600.042084
9.Bit 421.60.127431.0200.021075
10.Boros kunci 231.00.85050250000.085080
11.Boros laja 221.00.35050250000.085080
12.Buncis 352.40.265441.16300.081990
13.Cabe hijau besar 230.70.314230.42600.058482
14.Cabe merah besar (kering)31115.96.21603702.35760.045085
15.Cabe merah besar (segar) 311.00.329240.54700.051885
16.Cabe rawit (segar) 1034.72.445852.5110500.247085
17.Daun bawang 291.80.755397.213650.893767
18.Daun beluntas 421.80.5256495.639800.023065
19.Daun jambu mete muda 734.60.5336489268906565
20.Daun gandaria 603.10.340454.760006165
21.Daun kacang panjang 344.10.41341456.252400.282965

g. Buah-buahan



Kalori
kal
Protein
g
Lemak
g
Kalsium
mg
Fosfor
mg
Besi
mg
Nilai Vit. A
S.I
Vit. B1
mg
Vit. C
mg
b.d.d.
%
1.Alpokat 850.96.510200.91800.051361
2.Apel 580.30.46100.3900.04588
3.Arbei 370.80.528270.8600.036096
4.Asam masak dipohon 2392.80.6741130.6300.34248
5.Belimbing 360.40.44121.11700.033586
6.Bengkuang 551.40.215180.600.042084
7.Buah atung 230.80.230504.600.293880
8.Buah mentega (bisbul) 390.70.243170.85503350
9.Buah nona 1011.70.627200.800.082258
10.Cempedak 1163.00.420301.520001530
11.Duku 631.00.21890.900.05964
12.Durian 1342.537.4441.31750.105322
13.Embacang 981.40.22115012180.035665
14.Erbis 700.6011501.11001633
15.Gandaria 680.70.18.5201.010200.0311170
16.Jambu air 460.60.27.591.100590
17.Jambu biji 490.90.314281.1250.028782
18.Jambu bol 560.60.329161.21300.022267
19.Jambu monyet (buah) 640.70.64130.5250.0219790
20.Jeruk bali 480.60.223270.5200.044362
21.Jeruk garut (jeruk keprok)440.80.333230.44200.073171

h. Susu dan hasil olahannya



Kalori
kal
Protein
g
Lemak
g
Kalsium
mg
Fosfor
mg
Besi
mg
Nilai Vit. A
S.I
Vit. B1
mg
Vit. C
mg
b.d.d.
%
1.Es krim 2074.012.5123990.15200.041100
2.Keju 32622.820.37773381.57500.011100
3.Kepala susu (krim) 2042.620.097770.18300.031100
4.Mentega 7250.581.615161.1330000100
5.Susu kambing 644.32.398782.71250.061100
6.Susu kental manis 3368.210.02752090.25100.051100
7.Susu kental tak manis 1387.07.92431950.24000.051100
8.Susu kerbau 1606.312.02161010.2800.041100
9.Susu sapi 613.23.5143601.71300.031100
10.Susu skim (susu tak berlemak) 363.50.1123970.100.041100
11.Tepung susu 50924.630.09046940,615700.296100
12.Tepung susu asam untuk bayi 41819.09.08006007010001.0030100
13.Tepung susu skim 36235.61.0130010300.60.040.357100
14.Yoghurt 523.32.5120900.1730.040100

i. Lemak dan Minyak



Kalori
kal
Protein
g
Lemak
g
Karbohidrat
g
Kalsium
mg
Fosfor
mg
Besi
mg
Nilai Vit. A
S.I
Vit. B1
mg
Vit. C
mg
Air
g
b.d.d.
%
1.Lemak babi 902010000000000100
2.Lemak kerbau (lemak sapi) 8181.59000000005100
3.Margarin 7200.6810.42016020000015.5100
4.Minyak hati hiu (Eulamia) 902010000007000000100
5.Minyak ikan 902010000008000000100
6.Minyak kacang tanah 902010000000000100
7.Minyak kelapa 87019803000000100
8.Minyak kelapa sawit 902010000006000000100
9.Minyak wijen 902010000000000100

Lampiran 2. PADANAN BAHAN MAKANAN

a. Kelompok Makanan Pokok

Kelompok bahan makanan ini merupakan sumber energi, setiap satuan berat padanan makanan dibawah ini mengandung ± 360 Kalori.

Bahan Makanan
Berat (gr)
Satuan
URT
Padanan
Beras1001/2 gelas
Beras jagung1001/2 gelas
Beras ketan1001/2 gelas
Bihun1001/2 gelas
Biskuit Marie608 buah
Bubur beras4004 gelas
Cantel1001 gelas
Havermout1001 gelas
Jagung8004 buah
Jagung pipilan1001 gelas
Jawawut1001 gelas
Kentang4008 buah
Makaroni1003 gelas
Mie basah2004 gelas
Mie kering1002 gelas
Nasi2001 1/2 gelas
Nasi jagung2001 1/2 gelas
Nasi ketan1601 gelas
Pisang nangka3003 buah
Roti tawar1608 iris
Singkong2002 potong
Supermie/lndomie1001 2/3 pak
Tales4004 potong
Tape sinykong2002 potong
Tepung beras10024 sdm
Tepung gaplek12020 sdm
Tepung hunkwe8014 sdm
Tepung ketan10020 sdm
Tepung maizena10017 sdm
Tepung sagu10020 sdm
Tepung terigu10017 sdm
Ubi3002 buah

Catatan : sdm = sendok makan

b. Kelompok Hewani.

Sebagai sumber protein hewani. Setiap satuan padanan bahan makanan di bawah ini mengandung ± 9 gram protein.

Bahan Makanan
Berat (gr)
Satuan
URT
Padanan
Babat 602 potong
Bakso daging 10010 bhkc.
Bakso ikan 10010 bhkc.
Daging ayam 502 potong
Daging babi 402 potong
Daging kambing 502 potong
Daging sapi 502 potong
Dendeng 202 potong
Didih sapi 502 potong
Hati sapi 502 potong
Ikan asin 302 potong
Ikan segar 502 potong
Ikan ten jengki 406 sdm
Ikan teri segar 6010 sdm
Keju 304 sdm
Otak-otak 1007 bungkus
Sardencis 501/5 klg bsr
Telur ayam kampung 602 butir
Telur ayam negeri 601 butir
Udang 504 sdm
Usus sapi 808 bulatan

c. Kelompok Nabati.

Sebagai lauk sumber protein nabati dan makanan kecil. Setiap satuan padanan bahan makanan berikut ini mengandung ± 5,5 gram protein.

Bahan Makanan
Berat (gr)
Satuan
URT
Padanan
Kacang bogor 303 1/2 sdm
Kacang hijau 252 1/2 sdm
Kacang kedele 152 sdm
Kacang merah 252 1/2 sdm
Kacang mete 253 sdm
Kacang tanah kupas 202 sdm
Kacang tanah rebus (berkulit) 401/2 gelas
Kacang tolo 252 1/2 sdm
Keju kacang tanah 202 sdm
Oncom 502 potong
Tahu 751 bjsdg
Tempe kedele 252 potong

d. Kelompok sayuran sumbcr karotin

Kelompok sayuran ini banyak mengandung karotin (provitamin A). Setiap 100 gram sayuran mengandung 150 - 825 RE.

Bahan Makanan
Berat (gr)
Satuan
URT
Padanan
Bayam 10025 batang
Daun bawang 1005 batang
Daun bluntas 10075 pucuk
Daun eccng 1005 lembar
Daun jambu mete muda 1009 tangkai
Daun kacang panjang 10080 lembar
Daun kedongdong 10020 tangkai
Daun ketela rambat 10020 pucuk
Daun koro 1001 1/2 gls
Daun labu siam 10020 pucuk
Daun labu waluh 10020 pucuk
Daun lamtoro 10065 pucuk
Daun leunca 10020 pucuk
Daun lobak 10010 tangkai
Daun mangkokan 10030 lembar
Daun melinjo 10030 lembar
Daun pakis 10025 batang
Daun pepaya 1004 lembar
Daun singkong 10075 lembar
Daun tales 1004 lembar
Genjer 1009 batang
Kangkung 10020 batang
Katuk 1001 1/2 gelas
Kelor 1001 1/2 gelas
Kemangi 10035 pucuk
Kucay 10050 batang
Sawi hijau 1007 lembar
Slada air 10045 batang
Tomat 1001 bh bsr
Wortel 1001 bhsdg

e. Kelompok sayuran lainnya.

Sayuran ini kurang mengandung karoten dibanding kelompok sayuran di atas. Setiap 100 gram sayuran berikut ini mengandung karoten 75 - 300 RE. Sayuran daun ditimbang hanya bagian yang dapat dimakan.

Bahan Makanan
Berat (gr)
Satuan
URT
Padanan
Buncis 10015 buah
Daun gandaria10070 lembar
Gambas (oyong)1001 bh sdg
Jamur 1001 gelas
Jengkol 1005 bhbsr
Kacang kapri 10030 buah
Kacang panjang1005 batang
Kecipir 1005 bh sdg
Kembang turi 10075 buah
Ketimun 1001 bh sdg
Kol 1001/8 sdg
Labu air 1001 ptgsdg
Labu siam 1001 ptg sdg
Lobak 1001 ptg bsr
Melinjo 10030 buah
Pepaya muda 1001 potong
Pare 1001 buah
Selada 1003 tangkai
Seledri 1005 pohon
Tekokak 10045 biji
Terong lalap 1005 bh sdg
Terong sayur 1001 bh sdg
Toge 1002 gelas
Waluh 1001 potong

f. Kelompok buah-buahan.

Buah-buahan ditimbang tanpa kulit dan biji. Buah-buahan yang berwama merahAuning banyak mengandung karoten dan mineral.

Bahan Makanan
Berat (gr)
Satuan
URT
Padanan
Apel 751/2 bh sdg
Bengkuang 1501/2 bh bsr
Belimbing 12501 bgsdg
Durian 503 biji
Embacang 501/2 bh sdg
Gandaria 602 bh sdg
Jambu biji 1001 bh sdg
Jambu monyet501 bh sdg
Jambu bol 1003/4 bh sdg
Jeruk bali 1002 sisir
Jeruk garut/pontianak1002 bh sdg
Kedondong 1001 bh sdg
Kemang 1001 bhbsr
Mangga 501/2 bhbsr
Nenas 751/6 bh sdg
Pepaya 1001 ptg sdg
Pisang ambon751 bh sdg
Rambutan 758 biji
Sawo manila 501 bh sdg
Sirsak 501/2 gelas

g. Kelompok susu.

Setiap satuan padanan bahan makanan ini mengandung ± 7 gram protein.

Bahan Makanan
Berat (gr)
Satuan
URT
Padanan
Susu kambing 150 cc3/4 gelas
Susu kerbau 100 cc1/2 gelas
Susu sapi 200 cc1 gelas
Susu kental manis100 cc1/2 gelas
Saridele 25 gr4 sdm
susu bubuk skim 20 gr4 sdm
susu bubuk penuh 20 gr4 sdm

h. Kelompok minyak dan lemak.

Setiap satuan padanan bahan makanan ini mengandung ±10 gram lemak.

Bahan Makanan
Berat (gr)
Satuan
URT
Padanan
Kelapa 60 gr2 ptg kc.
Kelapa parut 60 gr10 sdm
Lemak babi 10 gr2 ptg kc.
Lemak sapi 10 gr2 ptg kc
Margarine 10 gr1 sdm
Minyak goreng10 gr1 sdm
Minyak ikan 10 gr1 sdm
Minyak kelapa10 gr1 sdm
Santan 100 cc1/2 gelas